Pengertian Aswaja dan Prinsipnya

Pengertian Aswaja dan Prinsipnya – Ahlussunnah Wal Jamaah atau yang kita kenal dengan ASWAJA memiliki konsep yang selama ini belum bisa kita pahami secara tuntas.

Jadi banyak sekali kelompok-kelompok yang mengaku-ngaku sebagai penganut Aswaja sejati, paling benar, paling murni atau apalah, dan merasa bahwa kelompok merekalah yang “paling” Aswaja daripada kelompok lain.

Bahkan yang paling parahnya lagi, ada beberapa kelompok yang menggunakan embel-embel Aswaja untuk kepentingan sesaat.

Padahal, mereka jelas-jelas bertentangan dengan Aswaja itu sendiri.

Dengan demikian, mengetahui pengertian dan penjelasan Aswaja merupakan hal yang sangat penting. Hal ini bertujuan agar tidak ada korban pembodohan lagi dari oknum-oknum Aswaja “musiman”.

Dari realita di atas bisa kita simpulkan bahwa dua pertanyaan ini patut untuk ditelaah lebih dalam.

Yang pertama adalah apa sih sebenarnya Aswaja itu?

Bagaimana pula pandangan Islam tentang kelompok-kelompok yang mengklaim bahwa ia adalah golongan Aswaja? Apakah dapat di benarkan dalam Islam?

Pengertian Aswaja

Aswaja sendiri merupakan singkatan dari istilah Ahlussunnah Wal Jamaah yang memiliki 3 rangkaian kata. Yaitu Ahl, Sunnah, dan Jamaah.

Ahl artinya adalah keluarga, pengikut, atau golongan

Al-Sunnah artinya adalah segala sesuatu  yang telah Rasulullah Saw. perintahkan dan ajarkan.

Sedangkan Al-Jamaah sendiri memiliki arti segala sesuatu yang telah para sahabat Rasul Saw. sepakati, dan kesepakatan para Al-Khulafa al-Rasyidin (Abu Bakar ra, Umar bin Khatab ra, Utsman bin Affan ra, dan Ali bin Abi Thalib ra).

Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Aswaja (Ahlusunnah Wal Jamaah) adalah ajaran yang mengikuti semua sunnah yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya.

3 Prinsip Aswaja

Lalu pertanyaannya, apakah setiap orang yang mengikuti Nabi dan Para sahabatnya sudah “pasti” termasuk kedalam kelompok Aswaja? Jawabannya adalah “tidak!”.

Lalu bagaimana cara kita mengetahui bahwa kelompok tersebut benar-benar Aswaja?

Untuk mengetahui jawabannya, anda harus pahami 3 prinsip Aswaja ini terlebih dahulu.

Karena ketiga prinsip inilah yang menjadi konsep dasar Aswaja, konsep yang menjadikan Aswaja sebagai kelompok yang berbeda dengan yang lainnya. Ketiga konsep itu adalah Tawasuth (sikap tengah-tengah), Tawazun (seimbang dengan segala sesuatu, termasuk dalam penggunaan dalil Aqli dan Naqli), dan yang terakhir adalah I’tidal (tegak lurus).

Baca juga : Penjelasan lengkap Tawasuth, Tawazun, dan I’tidal

Imam yang Dianut Aswaja

Ketiga prinsip tersebut dapat kita lihat dalam masalah keyakinan keagamaan (teologi), perbuatan (fiqih), serta akhlak (tasawuf) yang mengatur gerak hati.

Dalam bidang keagamaan atau teologi, ajaran Aswaja menganut Imam Al-Asy’ari dan Imam Al-Maturidi.

Baca juga :

Dalam bidang fiqih, Aswaja menganut ajaran 4 Madzhab, Madzhab Maliki, Madzhab Hanafi, Madzhab Syafi’i dan Madzhab Hambali.

Sedangkan di Indonesia, mayoritas adalah penganut Madzhab Syafi’i.

Sedangkan dalam bidang tasawuf, Aswaja berpedoman pada rumusan Imam Junaidi Al-Baghdadi dan Imam Al-Ghazali.

Salah satu alasan mengapa ulama-ulama di atas menjadi panutan dalam Ahlussunnah Wal Jamaah adalah karena mereka telah terbukti membawa ajaran-ajaran Islam yang telah digariskan oleh Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya.

Karena alasan itu pula, Aswaja merupakan kelompok Islam yang murni sebagaimana yang telah Nabi Muhammad Saw. ajarkan dan sesuai dengan apa saja yang telah digariskan dan diamalkan oleh para sahabatnya.

Ketika Rasulullah Saw. menyatakan bahwa umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan, dengan tegas Nabi Saw. menyatakan bahwa kelompok yang akan selamat adalah mereka yang tetap berpedoman pada apa saja yang sesuai dengan perbuatan Nabi Saw. dan para sahabatnya pada waktu itu.

Siapa yang boleh merasa paling Aswaja?

Jika sekarang banyak kelompok yang mengaku-ngaku ia termasuk dalam kelompok Aswaja atau Ahlussunnah Wal Jamaah, maka mereka harus membuktikannya lewat praktik dalam kehidupan sehari-harinya bahwa mereka telah benar-benar mengamalkan sesuai ajaran Rasulullah Saw.

Begitu juga dengan kita, jangan sekali-kali mengklaim diri bahwa kita yang paling Aswaja “kecuali” ada praktik langsung dalam kegiatan sehari-hari.

Selain itu, kita juga harus bisa membuktikan bahwa apa yang kita lakukan sudah sesuai dengan apa yang Rasulullah Saw. dan para sahabatnya gariskan.

Semoga pengertian dan penjelasan singkat Aswaja ini dapat memecahkan telur tanda tanya kita tentang Aswaja.

Dan kami harap masyarakat menjadi lebih cerdas dalam menyikapi kelompok-kelompok sesat akhir zaman yang mengklaim sebagai “si paling Aswaja.”

Demikianlah kajian mengenai Pengertian Aswaja dan Prinsipnya. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam

Tagged with:
ajaranaliranaswaja
You might also like
Tujuan dan Strategi Dalam Khittah NU (Nahdliyin)

Tujuan dan Strategi Dalam Khittah NU (Nahdliyin)

Rumusan Khittah NU (Nahdliyah)

Rumusan Khittah NU (Nahdliyah)

Penerapan Ukhuwah Beserta Hambatan-Hambatannya

Penerapan Ukhuwah Beserta Hambatan-Hambatannya

Mengenal Ukhuwah Wathaniyah dan Insaniyah (Basyariyah)

Mengenal Ukhuwah Wathaniyah dan Insaniyah (Basyariyah)

Ukhuwah Islamiyah: Pengertian, Dalil dan Contohnya

Ukhuwah Islamiyah: Pengertian, Dalil dan Contohnya

Ukhuwah Islamiyah Dalam Bidang Sosial dan Politik

Ukhuwah Islamiyah Dalam Bidang Sosial dan Politik