Akidah dan Tasawuf Ahlussunnah Wal Jamaah

Akidah dan Tasawuf Ahlussunnah – Berikut kami jelaskan ajaran ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah mencakup bidang akidah dan tasawuf :

Baca juga : Biografi KH Abdul Wahab Hasbullah Pendiri NU (Nahdlatul Ulama)

Ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah Bidang Akidah

Akidah erat kaitannya dengan iman yang secara bahasa berarti percaya, akan tetapi bagi Ahlussunnah Wal Jamaah iman merupakan sebuah perkara harus kita ucapkan dengan lisan dan kita akui dalam hati kemudian kita amalkan dalam perbuatan.

Bidang Akidah:

Secara garis besar, Ahlussunnah Wal Jamaah memiliki beberapa ajaran pokok dalam bidang akidah yaitu :

  • Allah mempunyai takdir atas manusia tetapi manusia memiliki bagian untuk usaha atau ikhtiar (kasb)
  • Ahlussunnah Wal Jamaah tidak mudah mengkafirkan manusia. Ahlussunnah Wal Jamaah berpendapat bahwa manusia yang berdosa besar tetaplah seorang mukmin dan bukan kafir. Dia kelak tetap akan masuk surga setelah menerima balasan atau hukuman di neraka sesuai dengan perbuatannya.
  • Ahlussunnah Wal Jamaah berkeyakinan bahwa Al-Qur’an itu Firman Allah dan bukan makhluk.
  • Ahlussunnah Wal Jamaah meyakini Allah memiliki 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil dan 1 sifat Jaiz.
  • Ahlussunnah Wal Jamaah berpendapat bahwa orang yang beriman kelak masuk surga dan dapat melihat Allah, Jika Allah mengizinkan.
  • Ahlussunnah Wal Jamaah berpendapat bahwa keadilan Allah adalah Allah menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.
  • Ahlussunnah Wal Jamaah mentakwilkan tangan Allah, mata Allah dan wajah Allah sebagai kekuasaan Allah, penglihatan Allah dan Dzat Allah.

Ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah Bidang Tasawuf

Dari sisi bahasa, tasawuf berasal dari kata Shafaa yang artinya bersih atau suci.

Ada yang mengatakan berasal dari kata Shaff yang berarti barisan dalam salat. Ada juga yang mengatakan berasal dari bahasa Yunani Shopia artinya Hikmah. Akan tetapi tujuannya sama yaitu mementingkan kebersihan batin.

Orang yang mengamalkannya disebut Sufi sedangkan ilmunya disebut tasawuf.

Akidah dan Tasawuf Ahlussunnah Wal Jamaah

Pengertian Tasawuf

Menurut istilah, tasawuf adalah perpindahan sikap mental, keadaan jiwa dari suatu keadaan kepada suatu keadaan yang lain yang lebih tinggi dan lebih sempurna, pindah dari ilmu kebendaan (bersifat keduniawian) ke alam rohani( akhirat).

Tasawuf membimbing agar kualitas ibadah dan keislaman seseorang benar-benar sempurna.

Selain itu, tasawuf juga membimbing agar manusia mengenali hakikat sebagai hamba yang lemah dan selalu bersandar, berserah diri kepada Allah dalam setiap perbuatannya jam.

Aswaja Bidang Tasawuf

Berikut inti ajaran tasawuf, khususnya yang menjadi kepercayaan Ahlussunnah Wal Jamaah:

  • Keikhlasan pengabdian kepada Allah sehingga memiliki jiwa yang bersih, tidak sombong, selalu berhati-hati dan waspada. Tidak mudah puas dan selalu meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
  • Menyadari kelemahan sebagai manusia sehingga selalu menerima kegagalan dengan kebersihan jiwa, lapang dada, selanjutnya Berusaha atau berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan berserah diri semata-mata mendapat bimbingan dari ridho Allah.
  • Sejak abad ke-2 Hijriyah banyak tokoh ulama tasawuf yang terkenal diantaranya adalah Imam Abu Mansur Al Maturidi, Imam Abu Hasan Al Asy’ari, Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, Imam Al Ghazali dan Imam Abul Qosim Al Junaidi Al Baghdadi dan lain sebagainya.

Tiga golongan besar dalam tasawuf

  1. Golongan yang antipati terhadap tasawuf dan hanya berpegang kepada syariat atau fiqih. Diantara tokoh-tokoh Golongan ini adalah Ibnu Taimiyah, Ibnu qoyyim dan lain sebagainya.
  2. Golongan yang terlalu berlebihan bahkan sampai meninggalkan syariat. Mereka tidak lagi shalat dan puasa. Bagi mereka, Jika seorang hatinya baik, maka tidak perlu lagi melakukan ibadah-ibadah lain seperti salat, puasa, haji dan lain sebagainya.
  3. Golongan yang menerima tasawuf tetapi juga tidak meninggalkan syariat. Tokoh-tokoh Golongan ini adalah Imam Abul Qosim Al Junaidi Al Baghdadi dan Imam Al Ghazali termasuk Syekh Abdul Qodir Al Jaelani.
tokoh
Junaidi Al Baghdadi

Imam Abul Qosim Junaidi Al Baghdadi

Untuk ajaran tasawuf Ahlussunnah Wal Jamaah sendiri mengikuti Imam Abul Qosim Junaidi Al Baghdadi dan Imam Al Ghazali.

Junaidi Al Baghdadi merupakan salah satu ulama Sufi yang terkenal dengan sebutan penghulu ulama akhirat.

Lahir di Nahuwan tahun dan wafat di Irak sekitar tahun 279 Hijriyah atau tahun 91 Masehi.

Beliau adalah salah satu tokoh sufi yang menguasai hadis dan fiqih serta dikenal sebagai tokoh kritis.

Ia dibesarkan dalam dunia tasawuf, dan merupakan seorang perumus sufisme yang Ortodoks.

Ajaran tasawufnya tidak berbeda-beda dengan pokok syariat dan menjaga kehidupan sufisme yang tetap dalam batas wajar.

Tidak melakukan perbuatan-perbuatan ganjil apalagi meninggalkan syariat. Imam Abu Qosim Junaidi Al Baghdadi berkata:

Bagiku ibadah atau syariat adalah sesuatu yang maha penting. Orang-orang yang melakukan zina dan mencuri itu lebih baik daripada orang-orang yang berbuat ganjil dan meninggalkan syariat.

https://www.abusyuja.com/2019/10/ajaran-ahlussunnah-wal-jamaah-bidang-akidah-tasawuf.html

Al-Ghazali

Al Ghazali lahir di wajah pada tahun 450 Hijriyah atau 1058 Masehi dan wafat di sana pada tahun 505 Hijriyah atau 1111 Masehi.

Beliau memperoleh gelar Hujjatul Islam sebab mampu dan merupakan tokoh utama yang menyatukan sufisme dengan syariat.

Beliau juga perumus tasawuf dan membersihkannya dari unsur yang tidak Islami dan mengabdikannya kepada paham sunni atau Ahlussunnah Wal Jamaah serta tasawufnya telah memperoleh restu dari ijma’ atau kesepakatan para ulama.

Pemilihan ajaran tasawuf Imam Abu Qosim Junaidi Al Baghdadi dan Imam Al Ghazali sebagai sandaran ajaran di bidang tasawuf Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan bukti bahwa NU sebagai pembela dan penegak ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah dan sekaligus menolak ajaran Wihdatul wujud atau Pantheisme dari Al Hallaj ( Manunggaling kawulo Gusti) yang pernah berkembang di Indonesia.

Demikianlah kajian singkat mengenai Akidah dan Tasawuf Ahlussunnah Wal Jamaah. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam

You might also like
Tujuan dan Strategi Dalam Khittah NU (Nahdliyin)

Tujuan dan Strategi Dalam Khittah NU (Nahdliyin)

Rumusan Khittah NU (Nahdliyah)

Rumusan Khittah NU (Nahdliyah)

Penerapan Ukhuwah Beserta Hambatan-Hambatannya

Penerapan Ukhuwah Beserta Hambatan-Hambatannya

Mengenal Ukhuwah Wathaniyah dan Insaniyah (Basyariyah)

Mengenal Ukhuwah Wathaniyah dan Insaniyah (Basyariyah)

Ukhuwah Islamiyah: Pengertian, Dalil dan Contohnya

Ukhuwah Islamiyah: Pengertian, Dalil dan Contohnya

Ukhuwah Islamiyah Dalam Bidang Sosial dan Politik

Ukhuwah Islamiyah Dalam Bidang Sosial dan Politik