Bepergian atau perjalanan adalah satu aktivitas seseorang untuk keluar atau meninggalkan rumah dengan berjalan kaki atau menggunakan berbagai sarana transportasi yang mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan maksud atau tujuan tertentu. Adapun adab atau etika ketika sedang melakukan perjalanan adalah sebagai berikut:
Bermusyawarah dengan keluarga atau orang yang akan diajak bepergian bersamanya. Hal-hal yang berkaitan dengan bepergian dapat dibicarakan dalam musyawarah tersebut. Misalnya, barang-barang yang harus dibawa, kendaraan yang akan dinaiki, dan rute bepergian yang akan dilewati.
Yang kedua adalah mengajak kawan atau pendamping yang baik. Sedangkan untuk wanita muslim wajib hukumnya mengajak pendamping setiap bepergian, sebab dengan adanya pendamping, bepergian akan menjadi lebih nyaman, aman dan menyenangkan. Rasulullah Saw. pernah bersabda,
“Satu orang yang bepergian adalah setan, dua orang yang bepergian adalah dua setan, sedangkan tiga orang yang bepergian adalah kafilah.” (HR. Abu Dawud)
Jika bepergian dilakukan secara rombongan, pilihlah salah seorang sebagai pemimpin rombongan, penanggungjawab rombongan, atau ketua panitia. Pimpinan tersebut hendaknya yang paling luas ilmunya, baik akhlaknya dan bijaksananya. Rasulullah Saw. pernah bersabda,
“Apabila ada tiga orang yang keluar bepergian, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang dari mereka sebagai pemimpin (amir).” (HR. Abu Dawud)
Selanjutnya adalah membawa benda yang disunnahkan Rasulullah. Adapun barangnya yaitu gunting, siwak, tempat celak, tempat air, keperluan minum, cebok, dan wudu. Barang-barang itu digunakan baik di rumah maupun dalam bepergian.
Sebaiknya seorang musafir (orang yang bepergian) mengikutkan istrinya apabila ia sudah beristri. Sehingga bisa menjauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat menghibur hati dikala sedih.
Seorang wanita dilarang pergi seorang diri (dalam jarak tertentu) karena dalam bepergian dikhawatirkan dia akan banyak mengalami kesulitan, juga dikhawatirkan menimbulkan fitnah.
Apabila niat bepergian sudah teguh dalam kalbunya, yang pertama kali harus dilakukan adalah melunasi utang-taungnya, atau berpesan kepada keluarganya tentang utang-piutangnya, dan mengembalikan hak dan amanat orang kepada yang berhak. Utang atau amanah tersebut hendak segera dikembalikan kepada orang yang berhak, jika belum mampu maka berpesan kepada keluarga yang ditinggalkannya.
Yang terakhir adalah berpamitan kepada keluarga dan kerabat serta memohon doa. Sebelum berangkat bepergian, sebaiknya seorang musafir berpamitan dengan memberi ucapan selamat tinggal kepada kawan atau keluarganya. Rasulullah Saw. pernah bersabda,
“Barangsiapa yang hendak bepergian, maka ucapkanlah kepada keluarga yang ditinggalkan, ‘Aku titipkan kalian kepada Allah yang tidak akan tersia-siakan segala titipan yang ada pada-Nya.’” (HR. Ahmad)
Adab-Adab Selama Bepergian:
Adab-Adab Sesudah Bepergian:
Itulah beberapa akhlak atau adab bepergian, baik sebelum bepergian, sedang bepergian, maupun setelah bepergian. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam