5 Alasan Sikat Gigi Juga Mendapatkan Kesunnahan Seperti Bersiwak – Apakah sikat gigi juga mendapatkan keutamaan seperti bersiwak? Ini merupakan pembahasan yang ringan tapi juga terkadang membuat ”jelimet” sebagian orang, yaitu apakah sikat gigi yang kita lakukan setip hari itu juga mendapatkan kesunahan seperti bersiwak? Jawabannya adalah sebagai berikut :
Seperti yang kita tahu bahwasanya siwak memiliki arti aktivitas menggosok gigi tanpa memperhatikan jenis apa yang kita gunakan untuk menggosok gigi.
السِّوَاك: هُوَ اسْتِعْمَال عود، أَو نَحوه، فِي الْأَسْنَان لإِزَالَة الْوَسخ، وَهُوَ من ساك، إِذا دلك، وَقيل من التساوك، وَهُوَ التمايل
Siwak adalah penggunaan sebuah ranting pohon atau semisalnya pada gigi untuk menghilangkan kotoran. Kata ini berasal dari kata“ saaka” jika dia menggosok (gigi). Ada pula yang mengatakan “Diambil dari kata “At-Tasaawuk” yaitu At-Tamaayul.” (Tahriru Alfaazhit Tanbih, hal. 33).
Nabi SAW tidak pernah membatasi bersiwak dengan kayu tertentu kepada Sohabatnya RA
Nabi Muhammad SAW tidak pernah membatasi bersiwak harus dengan kayu tertentu kepada kaumnya.
Jadi Rasulullah SAW tidak melarang kepada sahabatnya untuk bersiwak menggunakan selain kayu Arok.
قضبان المساويك : البشام، والضّرو، والعُتم والأراك، والعرجون، والجريد، والإسحل (وكلها أسماء أشجار معروفة عند العرب).
“Ranting-ranting kayu untuk gosok gigi (contohnya) Al-Basyam, Adh-dhorwu, Al-Utumu, Al-Arok, Al-‘Urjun, Al-Jarid, dan Al-Ishal”
(Semuanya adalah nama-nama pohon yang masyhur terdengar oleh bangsa Arab) (Lihat pula: Musykilat Muwaththa` Malik bin Anas karya Al-Bathliyusi, hal. 72).
Dalam masalah Alasan Sikat Gigi Juga Mendapatkan Kesunnahan Seperti Bersiwak ini, Para ahli Fiqih juga tidak mengkhususkan bersiwak menggunakan kayu-kayu tertentu.
وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَسْتَاكَ بِعُودٍ من أراك، وبأي شئ اسْتَاكَ، مِمَّا يُزِيلُ التَّغَيُّرَ: حَصَلَ السِّوَاكُ ، كَالْخِرْقَةِ الْخَشِنَةِ، وَالسَّعْدِ، وَالْأُشْنَانِ
Sunah bersiwak dengan ranting dari pohon Al-Arok dan dengan segala sesuatu yang bisa kita gunakan untuk bersiwak berupa sesuatu yang bisa menghilangkan perubahan (bau mulut), maka (hakikatnya dengan itu) sudah diperoleh sunnah bersiwak.
(Alat yang bisa kita gunakan bersiwak tersebut) misalnya secarik kain yang kasar, ranting tumbuhan As-Sa’du dan Al-Asynan (Syarhu Shahih Muslim (3/143)).
Bersiwak adalah ibadah yang terkait dengan tujuan, sehingga bisa terlaksana dengan alat yang “boleh bagi kita” secara syariat untuk mencapai tujuan tersebut.
وَلِأَنَّ السِّوَاكَ إِنَّمَا شُرِعَ لِتَطْيِيبِ الْفَمِ وَتَطْهِيرِهِ وَتَنْظِيفِهِ
“Karena siwak ada anjuran untuk mengharumkan (bau)mulut, membersihkan dan mengeluarkan kotorannya.” [Syarhu Umdatul Fiqhi]
Kita bisa ambil kesimpulan bahwa bersiwak itu adalah ibadah yang memiliki tujuan untuk mengharumkan, membersihkan dan menyehatkan mulut.
Artinya alat apa saja yang boleh (mubah) secara syariat bisa di gunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Secara otomatis kita juga mendapatkan kesunahan seperti halnya bersiwak menggunakan kayu Arok yang mana memiliki tujuan yang sama yaitu membersihkan dan mengharumkan mulut.
Itulah 5 Alasan Sikat Gigi Juga Mendapatkan Kesunnahan Seperti Bersiwak. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’alm