Abusyuja.com_Dalam KBBI, radikal bermakna menyeluruh, habis-habisan, amat keras dalam menuntut perubahan. Sedangkan Radikalisme diartikan sebagai paham yang menganut pola radikal dalam politik.
Secara terminologi, Radikalisme agama berarti perilaku keagamaan yang menyalahi syariat, mengambil karakter keras sekali antara dua pihak yang bertikai, bertujuan merealisasikan target-target tertentu atau mengubah situasi sosial tertentu dengan cara yang menyalahi aturan agama.
Baca juga:
Cara-cara kekerasan dan teror adalah salah satu cara yang sering digunakan kelompok radikal untuk mencapai tujuannya. Radikalisme agama, sebagai fenomena, merupakan semacam kegelisahan berlebih-lebihan yang dialami seseorang. Hal itu adakalanya karena pikiran yang hampa, dan adakalanya karena pandangan pesimis sebagai akibat ketidaktahuan pada hukum-hukum agama.
Rasulullah Saw. menyebut, kelompok Radikalisme ekstrim akan binasa. Dalam hadis riwayat Ibn Abbas Ra., beliau bersabda : “Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam agama. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena berlebih-lebihan dalam agama.” (HR. Ahmad, an-Nasai dan Ibnu Majah. Sanadnya shahih sesuai syarat Imam Muslim).
Sumber gambar : robrogers.com |
Radikalisme dalam sekte Khawarij berangkat dari sebab-sebab sebagaimana berikut :
Tidak jauh berbeda, Radikalisme dalam konteks dunia modern secara substantif juga bermula dari sebab-sebab berikut.
Radikalisme Khawarij pada masa awal kemunculannya telah menebar teror dan aksi anarkis terhadap umat Islam, seperti pembunuhan terhadap Abdullah bin Khabbab Ra. karena tidak menganggap Sayyidina Ali Ra. telah musyrik dan meyakininya sebagai perintah al-Qur’an, pengafiran terhadap orang yang tidak sepaham dengannya, pembunuhan kaum muslimin dan semisalnya.
Begitu pula Radikalisme modern. Berangkat dari pemahaman yang tekstualis, ekstrim, tidak menerima perbedaan, serampangan dalam menyesatkan, membid’ahkan, dan mengkafirkan orang lain yang berbeda penafsiran dengannya, kemudian pada gilirannya berpotensi besar menebar kebencian dan melancarkan aksi-aksi anarkis-teroris yang mengancam keutuhan bangsa.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa aliran yang tergolong keras dan Radikal. Salah satunya adalah Jamaah Islamiyah (JI). JI merupakan organisasi yang sering terlibat dengan kasus pengeboman di beberapa wilayah, seperti Bom Bali I, Bom Bali II, Bom Gereja, dan masih banyak lagi.
Pemikiran yang dangkal membuat beberapa orang lebih tertarik mengorbankan nyawanya demi meminang surga yang telah dijanjikan oleh mereka, bukan yang dijanjikan oleh Allah Swt. Padahal sudah sangat jelas, bunuh diri merupakan perbuatan yang sangat tercela. Bagaimana bisa perbuatan yang tercela dapat membawanya ke surga?
Seperti kasus Bom Bali, puluhan orang meninggal dan ratusan orang luka-luka. Tidak hanya wisatawan yang terbunuh, tetapi beberapa saudara muslim juga terbunuh. Demi sebuah jihad yang dangkal, mereka seakan-akan berambisi untuk merasa gagah dan bangga menyerahkan segalanya termasuk nyawanya sendiri. Kemudian menghalalkan segala cara termasuk menghalalkan darah saudaranya sendiri (korban muslim) demi surga yang dijanjikan oleh majikannya.