Pada kesempatan kali ini, kami ingin menjelaskan mengenai doa-doa apabila mendapatkan musibah kematian, baik oleh istri, anak, suami, orang tua atau sahabat, lengkap dengan arab, latin dan terjemahnya.
Doa ini kami ambil dari beberapa hadis yang memiliki berpredikat Shahih dan Hasan, jadi dapat kita jadikan sebagai hujjah atau pijakan hukum. Berikut penjelasannya:
Dari Ummu Salamah ra., beliau menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Tidak sekali-kali seorang hamba tertimpa suatu musibah, lalu ia mengucapkan :
اِنَّالِلّٰهِ وَاِنَّااِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
اَللّٰهُمَّ اَجُرْنِى فِى مُسِيْبَةِ
وَاَخْلِفْ لِى خَيْرًامِنْهَا
Latin: Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun, allahumma ajurnii fii musiibati wa akhlif lii khairan minhaa.
Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami kembali. Ya Allah berilah daku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah bagiku hal yang lebih baik dari itu.”
Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, “Ketika Abu Salamah (suamiku) meninggal dunia aku mengucapkan doa seperti yang diperintahkan Rasulullah Saw. Maka Allah Swt. menggantikan untuk diriku orang yang lebih baik daripada Abu Salamah, yaitu Rasulullah Saw.”(HR. Muslim)
Dalam kitab Sunnah Abu Daud melalui Ummu Salamah ra. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Apabila seseorang di antara kalian tertimpa suatu musibah, hendaklah ia mengucapkan:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
اللَّهُمَّ عِنْدَكَ أَحْتَسِبُ مُصِيبَتِي فَأْجُرْنِي فِيهَا
وَأَبْدِلْنِي مَا هُوَ خَيْرٌ مِنْهَا
Latin: Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun, allahumma ‘indaka ahtasibu mushiibati fa-ajurnii fiihaa, wa abdilnii maa huwa khairun minhaa.
Terjemah: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya hanya kepada-Nyalah kami kembali. Ya Allah, hanya karena pahala di sisi-Mulah aku menahan musibahku, maka berilah daku pahala dalam musibah ini, dan berilah aku ganti yang lebih baik darinya.”
Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra., beliau menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah berfirman kepada para Malaikat-Nya, “kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku.” Para malaikat menjawab, “Ya.” Allah Berfirman, “Kalian telah mencabut nyawa buah hatinya.” Malaikat menjawab lagi, “ya.” Allah Berfirman, “Apakah yang dikatakan oleh hambaku?” Malaikat menjawab, “Mereka memuji-Mu dan ber-istirja’ (mengucapkan Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun).” Allah Swt. berfirman, “Bangunkanlah untuk hamba-Ku sebuah gedung di dalam surga, dan namakan gedung itu dengan sebutan Baitul Hamdi.” (HR. Turmudzi. Beliau mengatakan predikat hadis ini adalah Hasan)
Di dalam redaksi lain ada penjelasan, yaitu hadis dalam kitab Shahih Bukhari melalui sahabat Abu Hurairah ra. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tiadalah bagi hamba-Ku yang mukmin pahala di sisi-Ku bila Aku mencabut nyawa kekasihnya dari kalangan penduduk dunia, kemudian Iya ber-ihtisab (mengharap pahala-Ku) melainkan surga.”
Dalam kitab Ibnu Sinni melalui sahabat Ibnu Abbas ra. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Kematian merupakan musibah yang sangat menyedihkan, apabila sampai kepada seseorang dari kalian berita kematian saudaranya,hendaklah ia mengucapkan:
إِنَّا لِلَّهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
وَإِنَّا إلى رَبِّنا لَمُنْقَلِبونَ
اللَّهُمَّ اكْتُبْهُ عِنْدَكَ فِي الْمُحْسِنِينَ
وَاجْعَلْ كِتابَهُ فِي عِلِّيِّينَ
وَاخْلُفْهُ فِي أَهْلِهِ فِي الغابِرِينَ
وَلا تَحْرِمْنا أجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ
Latin: Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun, wa innaa ilaa rabbinaa la munqalibuun. Allahummak tub-hu ‘indaka fil muhsiniin, waj’al kitaabahu fii ‘illiyyiin, wakhlufhu fii ahlihi fil ghaabiriin, walaa tahzimnaa ajrahuu walaa taftinnaa ba’dahu.
Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nyalah kami kembali. Dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami dikembalikan. Ya Allah, catatlah dia di sisi-Mu termasuk orang-orang yang baik, dan jadikanlah kitab (buku) catatan amalnya di kalangan orang-orang yang memperoleh kedudukan tinggi, dan jadikanlah pengganti bagi keluarganya yang ditinggalkan, dan janganlah Engkau menghalangi kami dari pahalanya serta janganlah Engkau menguji kami sesudahnya.”
Baca juga:
Struktur Pengurus Nahdlatul Ulama Pertama Kali
Isi Surat Delegasi NU kepada Raja Ibn Saud
Sejarah FPI (Front Pembela Islam)
Demikianlah Doa untuk Orang Meninggal sesuai sunah. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam