Epistemologi tentang Mencari Ilmu Pengetahuan
Bila kita mengetahui tentang batas-batas pengetahuan, maka kita tidak akan mencoba mengetahui hal-hal yang pada akhirnya tidak dapat diketahui.
Tidak dari permulaan adanya manusia itu sudah tahu, pada sesuatu ketika ia ingin mengetahui sesuatu, maka ia memaparkan isi hatinya dengan bahasa dan bertanya tentang sesuatu itu.
Keinginan tersebut dilandasi dari rasa kagum, tidak mengerti tentang hal di sekitarnya, dan muncullah rasa ingin tahu untuk memuaskan hatinya.
4 Gejala Epistemologi
Dari penjelasan singkat dapat disimpulkan bahwa masalah epistemologi ini memiliki empat jenis gejala:
- Manusia ingin tahu;
- Manusia ingin tahu sebenarnya;
- Objek tahu ialah yang ada dan yang mungkin ada;
- Manusia tahu, bahwa ia tahu.
6 Syarat Ilmu Pengetahuan
Tidak semua pengetahuan dapat disebutkan sebagai ilmu pengetahuan. Sebab, sebuah pengetahuan bisa disebut sebagai “ilmu pengetahuan” ketika memenuhi enam komponen ini:
- Adanya masalah (problem);
- Adanya sikap (attitude);
- Adanya metode (method);
- Adanya kegiatan/aktivitas (activity);
- Adanya kesimpulan (conclusion);
- Adanya akibat (effects).
4 Jenis Pedoman untuk Mencari Kebenaran
Ada empat jenis pedoman penyelidikan dalam usaha mencari kebenaran menurut Rene Descrates, yaitu:
Pertama, jangan sekali-kali menerima sesuatu sebagai kebenaran, jika tidak dinyatakan kebenarannya dengan terang benderang. Buang segala prasangka. Jangan campurkan hal-hal yang tidak jelas dan hal-hal yang tidak berdasar.
Kedua, bagilah setiap kesulitan sesempurna mungkin dan carilah jawaban secukupnya.
Ketiga, atur pikiran dan pengetahuan kita sedemikian rupa. Mulailah dari yang paling mudah dan sederhana, setapak demi setapak untuk mencapai pengetahuan yang lebih sukar dan lebih ruwet.
Keempat, buatlah pengumpulan fakta sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya hingga kita merasa tidak khawatir ada satu fakta yang terlewatkan.
Di dalam perkembangannya, banyak manusia yang mengingkari poin pertama dari pedoman Rene Descartes di atas.
Sebab, menyelidiki sesuatu tanpa ada prasangka apa pun merupakan hal yang sangat sulit. Kebanyakan yang muncul adalah prasangka-prasangka negatif.
Akan tetapi, kita tetap tidak boleh mendasarkan penyelidikan kita atas suatu prasangka yang kita sadari.
Artinya, kita harus menentukan arah dan jalan penyelidikan. Kita harus selalu terbuka untuk menerima kebenaran yang akan timbul demi kepentingan kita sendiri.
Karena tujuan dari penyelidikan adalah hanya untuk menemukan suatu kebenaran.
5 Metode untuk Mencari Pengetahuan
Terdapat beberapa metode penting untuk memperoleh suatu pengetahuan, di antaranya yaitu:
1. Metode Empiris
Metode empiris adalah suatu pendekatan pengetahuan yang bersifat berdasarkan pengalaman langsung, percobaan, pengamatan, dan observasi langsung terhadap kenyataan yang diamatinya secara konkret.
Metode Rasionalisme
Metode rasionalisme adalah suatu pendekatan pengetahuan yang diperoleh dari hasil bukti, logika, serta analisis terhadap sebuah fakta.
2. Metode Fenomenalisme
Metode fenomenalisme adalah suatu pendekatan pengetahuan yang diperoleh dari sumber pengetahuan dan kebenaran dari sebuah fenomena. Artinya, ia metode ini hanya terbatas pada gejala-gejala yang tampak saja.
3. Metode Intuisionism
Metode intuisionisme adalah suatu pendekatan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan niatnya, buka hasilnya. Artinya, yang dinilai baik buruk bukan “hasilnya”, melainkan “niatnya.”
4. Metode Alamiah
Metode alamiah adalah suatu pendekatan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada alat untuk berkomunikasi, bahasa dalam menyampaikan maksud atau makna, atau alat untuk menyampaikan sebuah pesan.
Metode ilmiah adalah suatu metode yang mengikuti prosedur tertentu dan sudah pasti selalu digunakan dalam usaha memberi jawaban atas pertanyaan yang dihadapi oleh seorang ilmuan.
Salah satu sifat penting dari metode ilmiah adalah metode tersebut mengajukan syarat sangat sederhana, yakni yang ditengahkan hanyalah kebenaran berupa probabilitas dan bukannya kebenaran mutlak, karena pengamatan berikutnya mungkin sama sekali tidak mengukuhkan hipotesis tersebut.
Menghadapi banyaknya metode filsafat, sehingga pemilihan metode secara prinsip tidaklah penting asal metode yang dipilih dapat dipertanggungjawabkan dan terbuka bagi kritik.
Filsafat harus kritis. Artinya, filsafat tidak boleh berpuas diri, tidak boleh membiarkan sesuatu sebagai “sudah selesai”, tidak pernah memotong perbincangan, selalu bersedia terbuka untuk berdebat, secara hakiki bersifat dialektis dalam arti bahwa setiap kebenaran menjadi lebih benar dengan setiap putaran tesis-antitesis dan/atau antitesisnya tesis.