Mengharapkan Keberkahan Nikah dari Allah Swt.
Satu saja. Kita berharap agar termasuk orang yang bisa menempuh jalan pernikahan yang berkah, sebagai pembuktian cinta yang benar.
Ada kisah menarik dari Uqail bin Abi Thalib. Ketika beliau menikah dengan Fatimah binti Utbah, orang-orang yang hadir di walimahnya mendoakan, “Semoga engkau bahagia dan banyak anak.”
Demikian itulah doa yang biasa mereka sampaikan kepada siapa saja yang menikah. Uqail mengatakan, “Saudaraku, janganlah kau berdoa seperti itu, sebab Rasulullah Saw. sudah melarangnya.”
“Lalu, apa yang harusnya kami katakan?” tanya mereka.
Uqail bin Abi Thalib menjelaskan, “Ucapkanlah baarokallaahu laka, wa baaroka ‘alaika.”
Inilah doa keberkahan. Cita-cita tertinggi yang semoga terwujud dalam pernikahan kita. Baarokallaahu laka, semoga berkah Allah Swt. senantiasa terkucur atasmu, di dalam keadaan-keadaan senang yang engkau dapati. Wa baaroka ‘alaika, dan semoga keberkahan itu juga terkucur padamu dalam keadaan-keadaan yang kurang disenangi.
Sahabatku, kata berkah itu sendiri berasal dari bahasa Arab, al-birkah, artinya ialah tempat berkumpulnya air. Maksudnya, ketika sesuatu itu diberkahi oleh Allah Swt., maka padanya akan berkumpul kebaikan-kebaikan.
Dari artian ini pula, Ustadz Habiburrahman El-Shirazy pada suatu ceramahnya, menjelaskan bahwa pertanda keberkahan pada sesuatu itu adalah ziyaadatul khair (bertambah-tambahnya kebaikan).
Ketika seseorang menikah, lalu pernikahannya itu diberkahi oleh Allah Swt., maka ia akan bertambah baik dari sebelumnya. Sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Saw., “Nikahkanlah orang-orang yang masih sendirian di antara kalian, sesungguhnya Allah akan memperbaiki akhlak mereka, meluaskan rezeki mereka, dan menambah keluhuran mereka.”
Sahabatku, mungkin ada yang ingin bertanya, “Lalu, bagaimana dengan doa-doa yang sering disebutkan, yakni semoga menjadi keluarga yang sakinah (tenteram), mawaddah (penuh rasa cinta), wa rahmah (kasih sayang)? Apakah doa ini kurang bagus untuk dijadikan cita-cita pernikahan?”
Mari mendengar jawaban Ustadz Mohammad Fauzil Adhim dalam bukunya, Kupinang Engkau dengan Hamdalah. Jelas beliau, “Jika Anda mendoakan barokah, insyaallah Anda juga mendoakan sakinah, mawaddah, wa rahmah bagi keluarga yang akan dibangun oleh pengantin baru itu. Anda juga mendoakan mereka mendapatkan keturunan yang barokah. Biar anak banyak asal barokah, sungguh sangat alhamdulillah.”
Analoginya, ketika kita menyuruh seseorang untuk shalat, maka dia juga otomatis harus wudhu, bahkan mandi janabah jika dalam keadaan hadas besar. Tapi, kalau kita hanya menyuruhnya untuk wudhu atau mandi, maka tidak secara otomatis menyuruhnya shalat. Begitulah kira-kira.
Sahabatku, mari berbanyak-banyak meminta kepada Allah Swt., semoga pernikahan yang sedang kita persiapkan ini kelak dijadikan-Nya pernikahan yang berkah. Sehingga, kebaikannya tidak hanya menyelimuti keluarga baru kita, tapi juga keluarga kita, keluarga istri kita, anak-anak kita, dan masyarakat kita.
Semoga Allah Swt. memberkahi pernikahan kita, sehingga keadaan ekonomi keluarga juga ikut membaik, prestasi belajar meningkat, kesehatan bertambah, kebahagiaan pun berlipat ganda, dan kebermanfaatan terhadap sesama tertebarkan.
Semoga Allah Swt. memberkahi pernikahan kita, sehingga menebarkan kebaikan pada orang-orang di sekitar kita, menginspirasi mereka yang belum menikah, dan menjadi jalan untuk menebarkan sunnah hasanah (kebiasaan yang baik).
Aamiin. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.