Rahasia Terkabulnya Doa Lewat Tahajud di Sepertiga Malam
Jawabannya adalah hilangnya kelezatan untuk berasyik-mansyuk dengan Allah.
Saat seseorang bermaksiat pada Allah, tak serta merta amalan wajibnya terlepas. Pertama-tama, ada rasa malas menghinggap, hingga kemudian hilang rasa lezat untuk beribadah pada-Nya tanpa kita sadari.
Ililah yang ditakutkan Imam Syafi’i ketika melakukan maksiat, perlahan-lahan hafalannya hilang dan lupa.
Sementara “penempuh jalan kebenaran” lainnya merasa hidupnya nyaman-nyaman saja, hingga ia bertanya pada gurunya, apa yang perlu ditakutkan bila seseorang bermaksiat? Toh, ia masih salat lima waktu, menambalnya dengan salat-salat sunah, puasa sunah, membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan melakukan ibadah lainnya.
Maka, gurunya pun mendiagnosis, “Apakah kau kehilangan kenikmatan saat bermesra-mesraan dengan Allah dalam tahajud?”
Barulah hamba tersebut menyadari. Tahajud tentu berbeda dengan salat-salat lainnya. Ia benar-benar akan dilaksanakan oleh hamba yang dipilih-Nya, yang paling taat, yang paling kuat hajat, dan keinginannya, sehingga ia rela untuk bangun malam, berwudu, dan mulai salat dengan hati merintih.
Kesusahannya inilah yang dijawab Allah dengan terkabulnya doa.
Karunia Besar Dipermudah Tahajudnya
Maka, karunia besar bagi seorang hamba yang Allah pilih untuk dimudahkan tahajudnya, yang berarti Allah membuka pintu hatinya. Dan, kemampuan itu semata-mata kasih sayang Allah atas hamba yang dipilih-Nya.
Walau begitu, diperlukan usaha manusia untuk mendekati-Nya secara aktif. Dengan niat yang sungguh-sungguh, dengan tekat yang tak boleh lembek, barulah Allah menjawab semuanya.
Kenapa harus salat tahajud? Sebab, waktu tahajud adalah waktu yang paling longgar bagi terkabulnya doa-doa.
Sepertiga malam adalah waktu yang penuh karamah. Di saat itulah Allah “menampakkan diri” dan berkata, “Di mana hamba-hamba-Ku?” Barang siapa yang meminta pada-Ku, pasti Aku mengabulkannya.
Selain itu, salat tahajud adalah pintu yang lebih cepat dari pintu-pintu ibadah lain untuk sampai kepada Allah. ia melibas semua “birokrasi dan protokoler” yang biasanya ada di pintu-pintu salat wajib lainnya.
Maksudnya, jika kita sering mendapati rakyat kecil sulit bertemu dengan presidennya karena banyaknya protokoler dan birokrasi, maka hal tersebut tak berlaku pada birokrasi Allah dan protokoler-Nya.
Cara termudah untuk bertemu dengan-Nya, bercakap-cakap, memohon dan berhajat kepada-Nya, serta meminta ampunan-Nya adalah pada saat salat tahajud, karena pada saat itu tidak banyak hamba yang menghadap kepada-Nya.
Demikian pula hidup di dunia, jika tak memungkinkan untuk bertemu dengan presiden di pagi hari, karena mungkin padatnya jadwal dan agenda presiden, maka kesempatan bertemu adalah di sore hari atau malam hari, kesibukan presiden jauh lebih berkurang.
Tetapi, di malam hari sendiri ia belum tentu mau karena presiden ingin istirahat. Berbeda dengan Allah yang 24 jam pintunya selalu terbuka. Kapan pun diminta, selalu siaga melayani, yakni dengan salat tahajud.
Salat Tahajud untuk Hajat Besar
Apalagi hajat kita sangat besar, misal, ingin dapat menikah dengan seseorang yang kita pilih. Hal ini tidak mudah jika tanpa ada salat tahajud dan permohonan doa kepada-Nya.
Dengan doa yang kita panjatkan tersebut, apabila mendapatkan jodoh baik itu terasa mustahil, maka salat tahajud dan doa yang dipanjatkan akan memudahkannya.
Mintalah pada Allah ketika tahajud, karena pada posisi itu seorang hamba kedudukannya paling dekat pada Allah, terutama pada rakaat terakhir dan di sujud terakhir.
Salat tahajud sendiri minimal dilakukan 2 rakaat. Tetapi, jika mengacu pada Rasulullah, beliau melakukannya 8 rakaat. Bisa dengan 2 kali salam yang berarti 4 rakaat 4 rakaat dan tanpa tahiyat awal atau dua rakaat yang dilakukan empat kali tanpa tasyahud awal.
Rasulullah Saw. bisa melakukannya di sepertiga malam terakhir, yakni antara pukul 02.00-04.00. inilah waktu-waktu yang sangat mustajab.
Sepertiga Malam Terakhir
Sekalipun salat tahajud ini lebih sering dilakukan beliau di sepertiga malam terakhir, namun pada bulan Ramadan, intensitasnya ditingkatkan.
Di sepuluh hari pertama bulan Ramadan, beliau salat sekitar pukul 03.00. Ketika memasuki sepuluh hari kedua bulan Ramadan, beliau salat dimulai sekitar pukul 02.00, dan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, beliau salat mulai pukul 01.00 dini hari.
Perlukah Tidur Sebelum Salat Tahajud?
Terdapat perbedaan di antara sahabat tentang pelaksanaan salat tahajud ini. Namun, dua perbedaan pendapat ini, Rasulullah Saw. sama-sama tidak menyalahkannya.
Pertama, sahabat Abu Bakar yang biasanya melakukan salat tahajud dengan tidur terlebih dulu, maka Rasulullah Saw. memujinya sebagai orang yang kuat.
Kedua, sahabat Umar bin Khattab yang biasanya melakukan salat tahajud tanpa tidur terlebih dulu, maka Rasulullah Saw mengatakan, Umar termasuk orang yang berhati-hati.
Doa yang Tak Ditolak Dilambari Salat Tahajud
Malam hari menjelang Perang Badar, Rasulullah menangis dan meminta kemenangan hingga sorban beliau terjulur ke dada.
Doa itu dipanjatkan setelah salat tahajudnya yang panjang. Berikut doanya, “Ya Allah, jangan engkau meninggalkanku. Ya Allah, jangan engkau membiarkanku. Ya Allah, jangan kau menyia-nyiakanku. Ya Allah, mana pertolongan yang Engkau janjikan.”
Saat itu, pasukan muslim yang berjumlah 313 orang dari suku Aus dan Kharaj, dan beberapa penduduk Mekkah, melawan 1300 lebih pasukan Quraisy dengan persenjataan yang kuat.
Mereka mustahil bisa dikalahkan jika hanya mengandalkan kemampuan pasukan dan siasat saja. Tetapi, dengan salat tahajud dan doa yang dipanjatkan, ia akan menjadi sangat logis. Sebab, salat tahajud dan doa mampu mengubah takdir, mempermudah urusan, dan memenangkannya dari musuh-musuh Allah.