Istighfar Sebagai Solusi Semua Masalah Hidup
Alkisah, seorang ibu menceritakan kisah hidupnya.
“Di usiaku yang ke-30, aku diuji dengan cobaan yang berat. Suamiku meninggal dan mewariskan 5 orang yang masih kecil. Semasa hidup, mendiang adalah tulang punggung keluarga, sementara aku hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan. Tugas utamaku adalah sebagai istri yang berbakti dan ibu rumah tangga bagi anak-anak kami.”
“Meskipun penghasilan suamiku tidak banyak, tapi cukup untuk hidup sehari-hari. Hidup kami terasa begitu bahagia. Sampai hari nahas itu tiba, suamiku pergi menghadap Sang Pencipta. Semuanya begitu mendadak dan mengejutkan. Sungguh, Setelah itu kondisi keluarga kami berubah 180 derajat. Dunia serta merta menjadi gelap gulita di mataku. Aku pun tak henti menangis sejak saat itu, sampai-sampai mataku ini terasa berat.”
“Aku terus meratapi nasibku yang terasa begitu buruk dan berat. Yang terberat tentu saja beban hidup keluargaku. Kondisi keuangan semakin menipis, sementara pemasukan sudah tidak ada lagi. Hanya ada sedikit harta peninggalan mendiang. Aku-pun berusaha menggunakannya sehemat mungkin. Mungkin kelemahan antisipasi dan kekurang-siapan terhadap kondisi tak terduga seperti inilah, yang membuatku begitu berat. Sampai-sampai aku lupa bahwa penjamin rezeki kami bukanlah suami, orang tua, atau siapapun. Melainkan Dia, Allah semata.”
“Suatu hari saat berada di dalam kamar, aku mendengarkan siaran radio Idza’ataul Qur’an Al-Karim. Seorang syekh membawakan sebuah hadis yang bermakna:
"Barangsiapa tak henti membaca istigfar, niscaya Allah akan mengadakan baginya solusi untuk setiap himpitan hidup, jalan keluar untuk setiap kepedihan, kebebasan, serta rezeki, secara tidak disangka-sangka.'"
“Demi Allah. Setelah mendengar hadis tersebut dibacakan, semangat hidupku bangkit kembali dan harapan pun muncul, bahkan menguat. Sejak saat itu aku berazam untuk mengamalkan hadis tersebut dengan penuh keyakinan. Aku mulai melafazkan istigfar kepada Allah sebanyak-banyaknya, hampir tiada putus. Kuajari pula anak-anakku untuk melakukan amalan yang sama.”
“Berbulan-bulan kami terus-menerus melakukannya, setiap hari dengan penuh pengharapan. Kami menjaga agar kami tidak putus asa, kami bahkan telah menikmatinya. Saat amalan istigfar kami genap 6 bulan, Alhamdulillah, keajaiban itu-pun datang.”
“Tepat seperti kata hadis,‘… secara tidak disangka-sangka.’ Ya, tiba-tiba kami menerima berita tentang sebuah proyek pembangunan. Proyek itu dikerjakan di wilayah sekitar tanah kami yang sudah lama sekali “menganggur” karena lokasinya yang tidak strategis. Tanah kami pun dijual dan kami mendapatkan ganti yang cukup besar. Allahu Akbar. Sungguh samudera rahmat dan rahasia hikmah Allah memang benar-benar tidak ada yang bisa menyamainya. Puji dan syukur kami kepada-Mu, Ya Allah, juga ampunilah segala kelemahan dan dosa-dosa kami.”
“Perlahan tapi pasti, kehidupan keluarga kami berubah. Keceriaan kembali menghiasi hari-hari kami. Kesedihanku sirna, tergantikan oleh kebahagiaan yang tiada terkira, khususnya oleh perkembangan anak-anakku yang tidak sekadar baik, bahkan membanggakan. Karena di samping tubuh sehat dan berakhlak mulia, mereka pun berprestasi gemilang dalam pendidikan. Ada yang meraih rangking pertama, dan ada juga yang hafiz Al-Qur’an 30 juz. Subhanalah.”
Jika Allah sudah berkehendak, maka tidak ada yang tidak mungkin. Sesuai dengan hadis Rasulullah Saw. bahwa jika Allah sudah berkenan menolong, maka datangnya pertolongan Allah di luar dugaan atau tak terbayangkan sebelumnya.
Kiranya kita dapat mengambil pelajaran dari kisah di atas, dan ikut melazimkan istigfar dalam kehidupan sehari-hari. Jikalau kita sedang menghadapi masalah yang sangat berat, mudah-mudahan Allah berkenan mengangkatnya. Aamiin yaa Allaah yaa Rabbal ‘aalamiin.
Oleh: Abdullah al-Marwi (Jambi)