6 Cara Agar Pekerjaan Kita Dinilai Ibadah Dalam Islam
Tidak sedikit orang yang bekerja mencari kekayaan duniawi tetapi melalaikan kepentingan dan keselamatan akhirat, hal ini disebabkan kesibukan bekerja sehingga mereka rela meninggalkan kewajiban kepada Tuhannya seperti mendirikan salat, puasa, zakat, dan lain sebagainya.
Padahal ketika diberikan seseorang diberi dua pilihan antara bekerja dan ibadah wajib, maka Ibadah wajiblah yang harus diprioritaskan, karena sesungguhnya kepentingan kebahagiaan akhirat merupakan hal yang bersifat abadi.
Usaha dan ikhtiar yang seseorang lakukan untuk mencari rezeki hendaklah diniatkan untuk mencari karunia Allah Swt. dan didasari dengan niat ibadah mencari nafkah untuk memenuhi keluarga serta untuk kepentingan ibadah-ibadah yang lain. Apabila hal tersebut dilakukan, maka usaha dan ikhtiar tersebut menjadi bernilai ibadah.
Bekerja atau mencari nafkah yang didasari dengan niat baik merupakan amaliah yang mulia sebagaimana yang dilakukan oleh para nabi-nabi terdahulu.
Rasulullah Saw. misalnya, beliau adalah orang yang giat bekerja. Hal ini terbukti bahwa sebelum diangkat menjadi rasul, beliau pernah bekerja sebagai penggembala kambing milik pamannya, dan beliau pernah menjadi marketing dagangan milik Sayyidah Khadijah.
Ketika seseorang bekerja dan berusaha untuk mencari rezeki agar bernilai ibadah dan mendapatkan keridhaan Allah, maka diperlukan beberapa hal:
Pertama, bekerjalah di dalam bidang usaha yang halal dan bukan merupakan pekerjaan yang dilarang oleh agama. Bekerja dalam bidang yang halal merupakan sebuah keharusan dan kewajiban. Oleh karena itu, pekerjaan menjadi sesuatu yang mulia dan bernilai ibadah.
Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah Saw. bahwa, "Mencari harta yang halal itu wajib bagi setiap orang Islam." (Hadits Riwayat Thabrani)
Kedua, dalam bekerja, hendaklah seseorang harus ingat akan beribadah dan mencari karunia Allah Swt. berusaha mencari nafkah untuk diri sendiri, anak istri, dan juga untuk kepentingan ibadah lain.
Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah Saw. dalam sebuah hadis:
"Segala sesuatu yang diberikan oleh laki-laki dalam rumah tangganya untuk istrinya anaknya dan pelayannya, maka hal itu menjadi sedekah baginya." (Hadis riwayat Thabrani)
Ketiga, bekerjalah dengan benar dan jujur. Sebab, jujur adalah modal utama untuk mencapai keselamatan dan kesuksesan. Dengan jujur, seseorang akan memperoleh kepercayaan dari orang lain, sehingga akan semakin luas peluangnya untuk memperoleh hasil kerja yang halal sekaligus masa depan yang gemilang.
Keempat, tidak melakukan kecurangan dan penipuan dalam setiap usaha dan pekerjaan yang dilakukan.
Kelima, pekerjaan yang dilakukan di dalam usahanya jangan sampai melalaikan kewajiban, dan jangan lupa untuk selalu berzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hal ini dengan tegas dijelaskan dalam Al-Qur'an:
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung." (Quran surat Al-Jumu'ah ayat 10)
Dan yang terakhir, syukurilah hasil usaha yang dilakukan dengan sebaik-baiknya. Karena apabila seseorang mau bersyukur dengan hasil usaha yang dilakukan, maka Allah akan memberikan tambahan kenikmatan kepadanya.
Hal ini ditegaskan dalam Qur'an Surat Ibrahim ayat 7:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Qur'an Surat Ibrahim ayat 7)
Itulah beberapa cara agar pekerjaan kita dinilai ibadah dan mendapatkan pahala oleh Allah Swt. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A'lam