3 Komponen Penting Dalam Hubungan Pernikahan
Ketiga komponen inilah yang nantinya dapat mempengaruhi bentuk dan dinamika hubungan antara pasangan suami istri. Komponen apa saja itu? Berikut penjelasannya:
1. Kedekatan Emosi
Kedekatan emosi adalah bagaimana pasangan suami istri merasa saling memiliki, salin terhubung dua pribadi menjadi satu.
Kedekatan emosi inilah yang nanti membuat suami dan istri merasa tenteram. Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt.:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah Dia menciptakan pasangan-pasangan (suami/istri) untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. Ar-Rum: 21)
2. Komitmen
Komitmen adalah bagaimana kedua pasangan suami istri mengikat janji untuk saling menjaga hubungan agar tetap lestari dan membawa kebaikan bersama.
Di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 21 dijelaskan, pernikahan adalah janji kokoh. Dengan menjaga komitmen, pasangan suami istri diharapkan tidak mudah mengkhianati pasangannya.
Dengan adanya komitmen pula, pasangan suami istri tidak mudah putus asa saat mengalami dinamika pernikahan, khususnya ketika dihadapkan pada keadaan yang berat.
3. Gairah
Gairah adalah bagaimana dalam hubungan suami istri tercipta keinginan untuk mendapatkan kepuasan fisik dan seksual.
Dalam hadis Nabi Saw. dinyatakan bahwa pernikahan adalah, “Menjaga mata dan alat kelamin/organ reproduksi”.
Artinya, salah satu tujuan pernikahan adalah menghalalkan hubungan seks antara laki-laki dan perempuan.
Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah:
"Mereka (istri-istrimu) adalah pakaian bagimu, dan kamu juga adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu, Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu." (QS. Al-Baqarah: 187)
Idealnya, ketiga komponen ini akan tumbuh subur dalam hubungan suami istri. Keduanya memiliki kedekatan emosi, merasakan gairah seksual yang sehat kepada pasangannya, serta memelihara komitmen dalam pernikahan.
Akan tetapi, hak ini tidak selalu terjadi demikian. Terkadang ketiga komponen ini tidak dimiliki oleh pasangan suami istri secara utuh.
Ada yang memiliki gairah dan kedekatan emosi antara suami dan istri, tetapi komitmen yang mereka jalani belum sempurna.
Ciri-cirinya adalah keduanya masih suka mencuri perhatian kepada lawan jenis lain, atau suami belum bisa membimbing istrinya untuk memperbaiki ibadahnya kepada Allah Swt.
Ada juga yang memiliki komitmen dan kedekatan emosi, tetapi gairah yang mereka miliki melemah. Misal, ketika salah satu dari mereka mengalami penyakit kronis, kecelakaan yang mengakibatkan kecacatan, dan lain sejenisnya.
Kesimpulannya, ketiga komponen ini tentu tidak bersifat kaku. Ada dinamika yang berubah-ubah, mengikuti dinamika perkembangan dari pernikahan itu sendiri.
Artinya, tidak menutup kemungkinan salah satu dari komponen tersebut akan terasa lemah karena terbentur dengan dinamika dalam pernikahan.
Demikian pembahasan mengenai 3 komponen penting dalam hubungan pernikahan. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam