35 Sifat Tercela Dalam Islam Lengkap
Di dalam Islam, setan disamakan seperti basil (bakteri). Ia senantiasa menantikan kesempatan yang baik, ia menunggu di saat tubuh manusia mulai melemah. Dan ketika kesempatan itu tiba, ia akan menyerang dan menggerogoti tubuh sampai tumbang.
Itulah mengapa sifat basil disamakan dengan sifat setan. Sebab, setan juga selalu menantikan peluang yang baik, menunggu kelemahan jiwa serta menurunnya imunitas keimanan manusia, sehingga ketika kesempatan itu datang, ia akan menyerang dan merusak keimanan tersebut.
Berikut 35 sifat tercela atau penyakit yang dihasilkan dari godaan setan:
1. Lemah jiwa
Lemah jiwa dalam Islam adalah tidak memenuhi tanggungjawabnya sebagai seorang Muslim. Ia tidak memiliki motivasi untuk terus meningkatkan ibadahnya, meningkatkan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya, serta suka lari dari tanggungjawab baik dalam masalah duniawi maupun ukhrawi.
2. Putus harapan
Putus harapan adalah ia tidak memiliki sedikitpun harapan untuk berhasil dari cobaan yang ia jalani. Segala motivasi dan semangat dalam dirinya sudah habis termakan realitas yang tidak sesuai dengan harapannya semula.
3. Gembira tak terbatas
Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Begitu juga dengan bergembira. Apabila dilakukan secara berlebihan, maka dampak buruknya adalah ia akan melupakan segalanya, termasuk melupakan Zat yang memberikan kegembiraan itu sendiri.
4. Cinta kemegahan
Kecondongan seseorang terhadap splendor (kemegahan) bukanlah sikap yang dibenarkan dalam Islam. Sebab, ia akan condong mencintai keindahan visual duniawi yang sifatnya sementara dibandingkan kecintaannya terhadap ukhrawi (alam kekal).
5. Curang
Berbuat curang adalah sifat tercela dalam Islam. Ia dapat diartikan sebagai sifat tidak jujur pada diri sendiri yang mungkin saja berpotensi merampas hak-hak orang lain yang tidak berlaku curang.
6. Tidak tahu terima kasih
Orang yang tidak tahu cara berterima kasih sama saja ia tidak tahu caranya bersyukur (Al-Hadis). Orang yang kurang bersyukur akan dicabut nikmatnya oleh Allah Swt.
7. Putus asa
Putus asa biasanya ditandai dengan kurangnya harapan, optimisme (percaya diri), serta gairah. Di dalam perspektif Islam, orang yang putus asa sama saja ia kurang percaya terhadap ketentuan Allah, ia merasa bahwa Allah tidak memberikan jalan atau solusi kepadanya.
8. Angkuh
Angkuh adalah sifat merendahkan orang lain. Ia merasa memiliki nilai lebih dibandingkan orang lain. Dan sifat ini adalah salah satu sifat tercela yang paling dibenci Allah Swt.
9. Ujub (heran pada diri sendiri)
Sifat ujub adalah sifat membanggakan diri sendiri. Ketika seseorang meninggikan hatinya dan merasa bahwa dirinya adalah sosok yang paling berharga, maka mata batinnya akan dipenuhi dengan sifat angkuh (setiap orang akan dipandang rendah karena ketinggian hatinya).
10. Menganiaya
Menganiaya, menyakiti, atau menyiksa adalah suatu kezaliman yang paling hina dalam Islam. Seseorang dalam kasta apapun tidak diperbolehkan menganiaya seseorang, kecuali dalam kondisi tertentu yang dibenarkan dalam Islam, seperti hukum Qushas misalnya.
11. Tergesa-gesa
Sikap pelan-pelan berasal dari Allah, sedangkan sifat tergesa-gesa berasal dari setan. Orang yang tergesa-gesa dalam berdoa misalnya, hal itu merupakan kesalahan besar yang akan berdampak buruk baginya.
12. Sempit dada
Sempit dada adalah sifat gampang marah (sumbu pendek). Sifat tercela ini biasanya ditandai dengan sensitifnya seseorang terhadap hal yang tidak sesuai dengan pemikirannya. Ketika ia mendengar atau melihat sesuatu yang tidak sejalan dengan prinsipnya, ia akan murka dan marah, bahkan sampai menganiaya.
13. Kurang panjang akalnya
Orang yang pendek akalnya adalah orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan luas. Hal ini berlawanan dengan ajaran Islam mengenai keutamaan menuntut ilmu seluas dan sejauh mungkin demi memajukan peradaban Islam.
14. Ingkar pada kebenaran
Mengingkari kebenaran adalah salah satu ciri sifat setan. Saat Allah memberikan seseorang sebuah kebenaran, akal dan nafsunya akan menolak dan menyalahkan kebenaran tersebut.
15. Kikir dalam berbuat baik
Terlalu kikir dalam kebaikan adalah ciri manusia paling hina. Hal ini bertentangan dengan perintah Allah mengenai kewajiban manusia agar terus melakukan kebaikan dan ketaatan.
16. Bakhil terhadap harta
Pelit dalam harta adalah ciri manusia yang tak pandai dalam bersyukur. Salah satu bentuk ekspresi bersyukur ketika seseorang mendapatkan harta adalah bersedekah. Ketika seseorang perhitungan atau bahkan pelit dalam bersedekah, maka Allah akan mencabut nikmat rezeki dan keberkahan darinya.
17. Loba
Loba atau serakah merupakan sifat hina dari setan. Penyakit setan yang satu ini sering kali hinggap di hati setiap manusia. Maka, tak jarang ditemukan orang-orang yang serakah dan tamak dalam harta duniawi.
18. Suka membantah
Membantah dapat diartikan sebagai menyerang, melawan, atau menentang perkataan orang lain. Sifat tercela yang satu ini sering kali memunculkan unsur negatif terhadap orang lain. Bahkan bisa menjadi bilah pisau yang dapat melukai atau merugikan orang lain.
19. Pamer
Pamer adalah sifat ingin mempertontonkan nilai, kelebihan, atau keunggulan yang dimiliki. Pamer secara sadar mengarahkan pada kebanggaan diri terhadap keunggulan yang ia miliki. Artinya, ia akan mengarah pada sifat sombong.
20. Bimbang pada kebenaran
Meyakini kebenaran adalah sebuah kewajiban. Apalagi dalam konteks beragama. Agama Allah yang dirisalahkan kepada Rasul adalah kebenaran mutlak. Adapun kebimbangan dalam menyikapi kebenaran tersebut adalah perbuatan tercela.
21. Ragu terhadap petunjuk baik
Seseorang yang ragu terhadap petunjuk baik sama saja ia ragu terhadap petunjuk yang diberikan oleh Allah. Artinya, seseorang tidak boleh berpikir negatif terhadap petunjuk baik yang ada di depannya.
22. Bodoh
Islam melarang umatnya “memilih” untuk tetap menjadi bodoh. Sebab, dampak dari kebodohan sendiri sangatlah berbahaya. Kebodohan dapat membuat seseorang mudah untuk dibodohi, dipengaruhi, didoktrin, dan digoda oleh hal-hal yang tidak dibenarkan.
23. Lalai pada kekurangan diri
Ketika seseorang menilai dirinya sendiri secara berlebihan, dan memandang dirinya lebih baik dari siapapun, maka hatinya akan dibutakan tentang kesadaran diri, ia akan merasa bahwa ia tidak memiliki kekurangan apapun yang membuatnya beranggapan tidak lebih baik dari orang lain.
24. Keras kepala waktu berdebat
Keras kepala dalam berdebat adalah salah satu ciri sifat tercela. Orang yang keras kepala lazimnya akan melibatkan emosi dalam proses berpikirnya. Emosi atau amarah sering kali membuat seseorang tidak jernih dalam berpikir.
25. Tertipu perasaan diri sendiri
Banyak sekali orang-orang yang tertipu dengan perasaannya sendiri, dalam masalah asmara misalnya. Banyak muda-mudi yang beranggapan bahwa pacaran adalah kenikmatan cinta, padahal hakikatnya adalah nafsu belaka.
26. Berpura-pura
Berpura-pura baik agar dipandang baik adalah kebodohan. Tidak ada balasan yang layak apabila kebaikan dilakukan degan kedok pura-pura. Sebab, pembalasan diberikan sesuai dengan niat aslinya. Saat seseorang pura-pura bersedekah agar dipandang dermawan, maka Allah pun akan “pura-pura” memberinya pahala sedekah.
27. Gelisah
Gelisah adalah sifat selalu khawatir terhadap sesuatu. Hal ini berlawanan dengan perintah syariat agar setiap manusia menancapkan keyakinan atau kemantapan dalam dirinya, khususnya dalam menerima qada dan kadar Allah Swt.
28. Suka berkeluh-kesah
Berkeluh-kesah adalah segala ucapan yang terlahir dari perasaan susah. Hal ini berlawanan dengan perintah syariat agar setiap manusia hendaknya bersabar dalam menghadapi segala kesulitan.
29. Enggan membantu
Enggan membantu, malas, atau “alpa” sendiri bukanlah sifat terpuji. Hal ini bertentangan dengan perintah Allah bahwa setiap umat manusia hendaklah harus saling tolong menolong.
30. Lari dari kebenaran
Lari dari kebenaran artinya seseorang tidak mau jujur terhadap kebenaran. Terkadang seseorang melakukan sifat tercela ini karena kebenaran yang ia dapatkan berujung pahit. Seseorang lebih sering memilih zona aman meskipun harus menutupi kebenaran sekalipun.
31. Menentang kekuasaan Tuhan
Tidak ada kekuasaan absolut di dunia ini. Kalau memang ada seseorang yang merasa memiliki kekuasaan absolut, maka hal itu sama saja menentang kekuasaan Tuhan. Sebab, tidak ada kekuasaan absolut selain kekuasaan Tuhan.
32. Durhaka
Durhaka adalah salah satu sifat tercela yang paling dibenci Allah. Durhaka sendiri banyak macamnya, ada durhaka (ingkar) kepada orang yang lebih tua, seperti orang tua, guru, atau sanak kerabat yang lebih tua, dan ada juga durhaka terhadap perintah Allah Swt.
33. Melampaui batas
Melampaui, melewati, atau kelewat batas adalah salah satu sikap tercela dalam Islam. Sebab, hal ini bertentangan dengan aturan atau ketentuan yang memiliki batasannya masing-masing, termasuk batasan-batasan yang diatur dalam Islam.
34. Cinta harta benda
Mencintai harta bukanlah larangan. Akan tetapi, mencintainya secara berlebih bukanlah tindakan yang benar. Seseorang dituntut untuk mencintai harta secukupnya saja. Sebab, berlebihan mencintai harta akan membuatnya jadi tamak, rakus, kikir, dan memunculkan sifat-sifat tercela lainnya.
35. Terpesona dengan urusan dunia
Kagum, tertarik, atau terpesona terhadap ciptaan Allah bukanlah larangan, terkhusus dalam hal muhasabah diri terhadap ciptaan-ciptaan Allah. Akan tetapi, terpesona atau tertarik dalam urusan duniawi yang berlebihan tidaklah dibenarkan dalam Islam.
Itulah penyakit-penyakit hati dan jiwa karya agung dari setan. Tidak ada jaminan seseorang dapat selamat dari semua penyakit itu, kecuali lewat dirinya sendiri. Artinya, seseorang harus merawat dirinya dengan baik, diobati, berusaha untuk melenyapkan bekas-bekas penyakit tersebut, serta mencegah apabila muncul indikasi-indikasi penyakit tersebut.
Banyak sekali aktivitas-aktivitas yang membuat seseorang terhindar dari godaan setan, seperti membaca Al-Qur’an, salat, berzikir, bersedekah, berpikir positif, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Hikmah Diciptakannya Iblis
Dan yang paling penting dari semua ikhtiar di atas adalah berdoa kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Mintalah perlindungan kepada Zat yang menciptakan setan itu sendiri. Karena hanya kepada-Nyalah kita meminta, dan setiap proses ikhtiar yang kita lalui tak luput dari pengawasan dan kehendak-Nya. Wallahu A’lam