Masa Suci Pemisah Antara Haid dan Nifas
Berikut beberapa contoh kasus yang bisa Anda pahami:
Contoh 1
Masa suci pemisah antara haid dan nifas:
Ibu hamil keluar darah 5 hari, berhenti 1 hari, terus melahirkan dan keluar darah sampai 40 hari, maka 5 hari dihukumi haid, 40 hari dihukum i nifas, dan 1 hari masa berhenti keluar darah dihukum suci yang memisah antara haid dengan nifas.
Contoh 2
Haid dan nifas yang tidak dipisah dengan masa suci:
Ibu hamil keluar darah 4 hari, kemudian melahirkan dan darah terus keluar selama 40 hari, maka 3 hari dihukumi haid, 40 hari dihukumi nifas dan tidak ada masa pemisah di antara keduanya.
Contoh 3
Masa suci pemisah antara nifas dan haid yang di luar hitungan 60 hari masa nifas:
Seorang ibu melahirkan dan langsung mengeluarkan darah selam 59 hari. Kemudian berhenti selama 1 hari, keluar lagi selama 3 hari. Maka, darah yang 59 hari dihukumi nifas, 3 hari dihukumi haid, dan masa berhentinya selama 1 hari dihukumi masa suci pemisah antara nifas dan haid.
Contoh 4
Masa suci pemisah antara nifas dan haid yang masih dalam hitungan 60 hari masa nifas:
Seorang ibu melahirkan dan langsung mengeluarkan darah selama 20 hari. Kemudian berhenti selama 15 hari, keluar lagi 10 hari. Maka, darah yang 20 dihukumi nifas, 10 hari dihukumi haid, dan masa berhentinya darah selama 15 hari dihukumi suci pemisah antara nifas dan haid.
Contoh 5
Masa suci pemisah antara nifas dengan nifas lainnya:
Seorang ibu melahirkan bayi, kemudian dalam keadaan nifas, ia disetubuhi hingga akhirnya hamil. Setelah nifas genap 60 hari, darah berhenti selama 1 hari, kemudian ia melahirkan kedua kalinya dalam bentuk gumpalan darah, dan setelah itu mengeluarkan darah. Maka, 60 hari setelah melahirkan bayi pertama dihukumi nifas pertama, masa berhenti 1 hari dihukumi masa suci pemisah antara nifas dan nifas, dan darah yang keluar setelah melahirkan yang kedua dihukumi nifas yang kedua.
Sedikit tambahan saja, secara umum, sikap wanita saat mengalami nifas, sama dengan saat wanita mengalami haid, yaitu dalam masalah kapan harus mandi, meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan hukum yang berkaitan dengan saat darah keluar maupun berhenti, seperti disunnahkan tidak memotong kuku dan lain sebagainya. Hanya saja, karena paling sedikitnya nifas adalah “lahzah” (sebentar), maka yang harus diperhatikan adalah kapan saja darah berhenti, ia wajib mandi dan melaksanakan aktivitas ibadahnya sebagai mukalaf yang suci.
Itulah ketentuan dan beberapa contoh mengenai masa suci yang memisahkan antara haid dan nifas. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam
Referensi:
Hasyiyah al-Bajuri, Juz 1: 112
Tuhfah al-Muhtaj, Juz 1: 633-634
Hasyiyah al-Jamal al-Manhaj, Juz 1: 237
Al-Syarqawi, Juz 1: 146-147