Inilah 5 Cara Bertobat yang Benar Dalam Agama Islam
Adapun yang dimaksud dengan kesalahan atau kemaksiatan adalah semua perbuatan yang melanggar ketentuan syariat Islam, baik dalam bentuk meninggalkan kewajiban maupun melanggar larangan, baik melanggar dosa kecil maupun dosa besar.
Contoh meninggalkan kewajiban adalah melupakan shalat, zakat, puasa wajib, serta ibadah-ibadah lain yang diwajibkan dalam Islam. Sedangkan contoh melanggar larangan adalah berbuat zina, berdusta, menyakiti orang lain, mengambil hak orang lain, memakan riba, dan larangan-larangan agama lainnya.
Rasulullah pernah bersabda bahwa kebaikan yang dilakukan setelah bertobat akan menghapus keburukannya pada masa yang lalu. Dari Abu Dzar, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Bertakwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada, dan iringilah perbuatan jahat dengan perbuatan baik, maka kebaikan itu akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Tirmidzi)
Kenapa harus bertobat?
Karena tobat merupakan akhlak terpuji yang harus menghiasi setiap pribadi muslim. Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, setiap manusia memiliki kesalahan atau pelanggaran, setiap kesalahan dan pelanggaran mendatangkan dosa. Dan setiap dosa harus dihentikan dan dimohonkan ampunan kepada Allah Swt.
Jangan menunda tobat!
Mungkin ada sebagian orang yang memiliki rencana untuk bertobat di masa tuanya atau setelah merasa puas dalam bermain nafsu di masa mudanya. Minum, judi, zina, semua dilakukan dengan rencana kelak ia akan menebus dosa-dosanya dengan cara bertobat setelah umurnya agak lanjut.
Tetapi, coba pikirkan, kalau seorang berencana untuk bertobat di umur 45 tahun misalnya, bagaimana kalau di umur 40 tahun dia telah meninggal dunia? Bukankah setiap orang pasti akan mati? Bukankah tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan hari kematiannya?
Lalu, bagaimana cara bertobat yang baik dan benar? Berikut tata caranya:
1. Menyadari Kesalahan
Pertama adalah menyadari kesalahannya, karena seseorang tidak mungkin bertobat kalau dia tidak menyadari kesalahannya atau tidak merasa bersalah. Agar seseorang mengetahui kesalahannya, tentu memerlukan pemahaman ilmu agama yang cukup, khususnya mengenai segala lingkup kewajiban dan larangan dalam agama Islam.
2. Menyesali Kesalahan
Kedua adalah menyesali kesalahan, sekalipun seseorang tahu bahwa dia bersalah tetapi dia tidak mau menyesali kesalahannya, maka orang tersebut belumlah dikatakan bertobat. Maka, menyesali segala kesalahan adalah suatu keharusan, karena penyesalan merupakan bagian dari tobat itu sendiri.
3. Memohon Ampun Kepada Allah
Ketiga adalah wajib baginya memohon ampun kepada Allah, dengan keyakinan bahwa Allah Swt. akan mengampuninya. Semakin banyak dan sering seseorang mengucapkan istighfar kepada Allah, maka semakin baik. Lalu, bagaimana cara mengetahui tobat yang diterima oleh Allah? Jawabannya adalah Wallahu A'lam, hanya Allah-lah yang tahu, karena hanya Dia-lah yang mengetahui kehendak-Nya. Kita sebagai makhluknya cukup meyakini, memantapkan diri, serta ber-husnudzan (berprasangka baik) bahwa Allah akan menerima tobat kita.
4. Berjanji Tidak Mengulangi Lagi
Keempat adalah wajib baginya berjanji agar tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi. Janji tidaklah cukup di lisan, tetapi harus keluar dari hati nuraninya dengan sejujur-jujurnya. Jangan bermain dengan tobat sambal, hari ini ia berkata "kapok" karena terlalu pedas, tetapi besoknya dimakan lagi. Hari ini ia berkata "tobat", tetapi besoknya berbuat dosa lagi. Betapapun kecilnya dosa itu, tapi jika dikerjakan berulang-ulang tentu lama-kelamaan akan menumpuk menjadi gunung dan kualitasnya akan sama dengan dosa besar.
5. Menutupi Kesalahan Masa Lalu
Kelima adalah menutupi kesalahan masa lalu dengan amalan-amalan baik (Shaleh), untuk membuktikan bahwa ia telah benar-benar bertobat. Allah berfirman, "Dan sesungguhnya aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar." (QS. Ath-Thaha: 82)
Itulah 5 cara bertobat dalam Islam. Jika seseorang hendak memulai bertobat, maka lakukanlah lima langkah-langkah di atas.
Dalam garis besar, ketika seseorang ingin melaksanakan Tobat Nasuha (tobat yang benar-benar paling murni), hendaknya ia memperbaiki dua urusan dalam hidupnya.
Pertama, urusannya dengan Allah. Maksudnya, apabila ia melanggar larangan-larangan Allah dan meninggalkan kewajiban-kewajiban dari Allah, maka bertobatlah kepada-Nya dengan sebenar-benarnya tobat (sebagaimana yang telah dipaparkan di atas)
Kedua, urusannya dengan manusia. Maksudnya, apabila ia berbuat dosa kepada orang lain serta mengambil hak-hak orang lain, maka ia wajib menyelesaikan secara perseorangan. Tanggungan kepada sesama manusia tidaklah cukup diselesaikan dengan cara bertobat kepada Allah, tetapi ia juga harus bertobat (meminta maaf) kepada pihak-pihak yang berkaitan secara langsung.
Itulah beberapa macam cara bertobat yang benar dalam Agama Islam. Semoga bermanfaat. Wallahu A'lam