Surat Al-Isra’: Pokok Kandungan, Keutamaan dan Manfaat
Surat Al-Isra’ juga dinamakan Bani Israil, karena pada ayat kedua sampai ayat kedelapan serta sebelum akhir dari surat ini memuat tentang Bani Israil yang sebelumnya adalah bangsa yang sangat besar, namun kemudian dihinakan oleh Allah karena menyimpang dari ajaran-Nya. Adapun hikmah yang terkandung dari dihubungkannya umat Islam dengan Bani Israil adalah agar umat Islam jangan berlaku seperti Bani Israil, di mana setelah masa kejayaannya, mereka menjadi ingkar kepada tuhannya.
Pokok Kandungan Surat Al-Isra’
Adapun di antara pokok kandungan Surat Al-Isra’ adalah sebagai berikut:
- Menegaskan bahwa Allah tidak mempunyai anak, baik berupa manusia maupun berupa malaikat;
- Menjelaskan bahwa Allah pasti menanggung rezeki hamba-Nya;
- Menjelaskan Asma Allah yang baik;
- Menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah sebagai petunjuk, obat, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman;
- Menceritakan tentang kisah padang Mahsyar dan hari kebangkitan;
- Menjelaskan tentang larangan Allah terhadap menghilangkan jiwa manusia;
- Menjelaskan tentang larangan berbuat zina;
- Menjelaskan tentang larangan mempergunakan harta anak yatim;
- Menjelaskan tentang larangan durhaka kepada ibu bapak;
- Menjelaskan perintah untuk memenuhi janji;
- Menjelaskan perintah mendirikan shalat fardhu sesuai dengan waktunya;
- Menjelaskan tentang pertanggungjawaban manusia terhadap amal perbuatannya masing-masing;
- Menjelaskan tentang petunjuk bergaul dengan orang tua, tetangga dan masyarakat, serta sifat-sifat buruk pada manusia.
Fadhilah dan Khasiat Surat Al-Isra’
Adapun keutamaan dan manfaat Surat Al-Isra’ adalah sebagai berikut:
Pertama, termasuk Al-Mu’in yang diturunkan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw. sebagai pengganti Zabur.
Kedua, Rasulullah Saw. selalu membacanya setiap malam. Ummu Mukminin, Aisyah, telah berkata bahwa Nabi berpuasa hingga kami mengatakan, “Baginda tidak ingin berbuka.” Baginda juga berbuka, hingga kami mengatakan, “Baginda tidak ingin berpuasa” Baginda tidak tidur di atas tempat tidurnya, sebelumnya Baginda membaca surat Bani Israil (Al-Isra’) dan surat Az-Zumar di setiap malamnya. (HR. Ahmad)
Ketiga, dapa dijadikan wasilah atau doa agar memiliki kehidupan yang penuh berkah.
Keempat, dapat dijadikan wasilah atau doa agar dapat berbicara lancar, tidak gagap. Hal ini sangat berguna bagi para dai, agar ia dapat berbicara dengan lancar dan perkataannya dapat dipercaya oleh para pendengar.
Kelima, dapat dijadikan wasilah atau doa agar hidup penuh hormat dan mulia.
Adapun caranya adalah dengan membaca Surat Al-Isra’ ayat 80 setiap selesai mendirikan shalat tahajud secara konsisten. Adapun ayatnya adalah:
وَقُل رَّبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ صِدْقٍ وَٱجْعَل لِّى مِن لَّدُنكَ سُلْطَٰنًا نَّصِيرًا
"Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS. Al-Isra’: 80)