Moderasi Aswaja Antara Radikalisme dan Liberalisme
Daftar Isi
"Yang membawa ilmu agama ini dari setiap generasi adalah orang-orang adilnya, yang membersihkannya dari penyimpangan orang-orang yang melampaui batas, klaim orang-orang batil, dan ta'qil orang-orang bodoh."(HR. Ibn Adi, Abu Nasr, Abu Nu'aim, al-Baihaqi, dan Ibnu Asakir. Menurut Imam Ahmad bin Hambal hadis tersebut shahih).
Baca juga:
- Mengenal Lebih Dalam Liberalisme Agama
- Sejarah Radikalisme Agama & Penyebabnya
- Doktrin Radikal Jama'ah Islamiyah (JI) Indonesia
Al-Mubarakfuri, seorang pakar hadis asal India secara rinci menyebutkan ada tiga perilaku tersebut :
1. Penyimpangan orang-orang yang melampaui batas
Mereka adalah para pelaku bid'ah yang melampaui batas dalam Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, dari makna yang dimaksud. Mereka mengubah dari arah maknanya hingga melampaui batas.2. Klaim orang-orang batil
Klaim yang diungkapkan untuk kepentingan sendiri, seperti klaim syair atau ucapan orang lain dan diakui sebagai ucapannya sendiri, klaim dalil yang tidak pada tempatnya, bahkan sampai Sinkretisme atau pencampuradukan agama. Orang batil juga akan mengklaim suatu ilmu yang tidak berasal darinya sebagai ilmu yang berasal darinya.3. Ta'wil orang-orang bodoh
Yaitu memaknai al-Qur'an dan hadist dengan penafsiran yang tidak benar, menganggap sepele penafsiran al-Qur'an dan al-Hadits dan meninggalkan perintah-Nya berdasarkan penafsiran yang lemah.Hadits di atas juga memberikan pemahaman bahwa akan muncul kelompok ekstrim di tengah-tengah umat, baik ekstrim kanan maupun ekstrim kiri. Kelompok bersikap radikal, sementara kelompok lain bersikap liberal.
Sementara di awal hadits ditegaskan, pada setiap masa akan ada ulama yang adil yang akan membersihkan penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Ahlussunnah Sunnah Wal Jamaah atau ASWAJA sebagai Islam murni yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. dan diamalkan oleh para sahabat telah mengalami berbagai tantangan dari aliran-aliran yang menyimpang dengan munculnya berbagai aliran, antara lain:
- Golongan yang mencela sahabat Nabi, seperti kaum Syiah atau Rafidhah dan para pendukungnya.
- Golongan Mu'tazilah yang dalam menyucikan Allah seraya mengingkari sifat-sifat-Nya.
- Golongan Mujassimah, yaitu orang-orang yang menggambar Allah mempunyai organ tubuh, dan Musyabbihah, yaitu orang-orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk.
- Golongan Jabariyyah dan kaum fatalistic, yaitu orang-orang yang memandang bahwa setiap manusia adalah makhluk yang tidak punya pilihan. Jadi setiap apa yang dilakukan sepenuhnya berasal dari Allah.
- Kaum tekstual dan ekstrim seperti Golongan Khawarij, kelompok-kelompok teroris, golongan takfiri yang mudah mengkafirkan pihak yang berbeda dengan mereka, dan semisalnya.
- Golongan Liberal, yaitu orang-orang yang mendudukkan rasio secara berlebihan, dan memisahkan antara negara dan agama.
- Oknum-oknum yang mengklaim sebagai pengamal tasawuf tetapi meninggalkan syariat, pengikut aliran hulul dan ittihad (manunggaling kawulo lan gusti), dan semisalnya.