Ingat, Istighfar Tidak Cukup Hanya di Lisan!
Daftar Isi
Fuaidh Ibn ‘Iyadh berkata, “Istighfar yang tidak disertai dengan meninggalkan perbuatan dosa adalah taubat para pendusta.” Seorang Saleh berkata, “Istighfar kita membutuhkan istighfar.” Maksudnya adalah, orang yang beristighfar memohon ampun kepada Allah, tetapi tidak meninggalkan perbuatan maksiat, maka istighfarnya membutuhkan istighfar lagi karena makna istighfar yang sebenarnya tidak hanya itu saja, tetapi membutuhkan penghayatan makna istighfar tersebut dalam tingkah laku sehari-hari.
Baca juga:
- Doa Agar Dijauhkan Dari Bencana dan Murah Pangan
- Doa Agar Dikaruniai Anak yang Sholeh Sholehah
- Doa Agar Dilindungi Dari Sihir Dan Kedengkian
Maka dari itu, hendaklah kita memperhatikan hakikat istighfar ini agar kita tidak tergolong pendusta yang lidahnya beristighfar, namun kemaksiatan tetap “jalan terus”. Istighfar yang sebenar-benarnya adalah yang bisa menyadarkan kita bahwa kita adalah manusia lemah tanpa Pertolongan Allah.
Kita harus menetapkan tujuan hidup. Kita harus memantaskan diri untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita harus lebih giat berusaha dan sungguh-sungguh. Kita harus cepat bertindak. Kita harus rajin shalat tahajud. Kita harus terus berusaha dan berdoa. Kita harus peduli dengan sesama. Kita harus sabar dan tidak putus asa. Kita harus rajin ibadah dan menjadikan Allah tempat bersandar.
Istighfar berarti meminta ampun, meminta ampun berarti bertaubat kepada Allah Swt. Seorang muslim tidak akan mau mengerjakan perbuatan yang dilarang Allah. Namun karena kuatnya godaan setan, ia dapat terjerumus juga ke dalam perbuatan dosa.
Sebagai orang yang beriman, seharusnya kita segera menyadari kesalahan dan menyesali perbuatan kita, kemudian segeralah memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Bertobat kepada Allah hendaknya Jangan ditunda-tunda, karena kita tidak tahu kapan kematian akan datang. Jangan berpikir bahwa masalah kematian adalah masalah orang yang sudah tua, tetapi masalah kematian adalah masalah orang yang hidup, baik yang sudah tua maupun yang masih muda. Banyak orang yang masih muda meninggal dunia.
Baru-baru ini ada terjadi peristiwa perampokan yang berujung kematian di desa Parit, Pancasila, Kecamatan pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi. Seorang remaja beserta teman-temannya merampok sebuah rumah pada malam hari. Ketika itu penghuni rumah mengetahuinya, maka keluarlah ia dengan membawa parang panjang. Sebab ia melihat si perampok membawa senjata tajam. Ketika ia turun, terjadilah saling serang, sehingga perampok muda itu terbacok lehernya, sementara si tuan rumah terbacok tangannya. Akhirnya si perampok muda tewas dan sang tuan rumah dilarikan ke rumah sakit.
Kejadian di atas menyadarkan kita bahwa kematian bukan hanya urusan orang tua, tetapi orang yang masih muda pun juga telah datang ajalnya, maka dari itu setiap orang tidak bisa mengelak kematian. Imam Ghozali berkata, “Apa yang paling jauh dan apa yang paling dekat dalam hidup ini? Yang paling jauh dalam hidup ini adalah masa lalu dan yang paling dekat adalah kematian.”
Masa lalu paling jauh, karena jika 1 detik telah berlalu, maka kita tidak akan pernah bisa kembali lagi. Sedangkan kematian dikatakan paling dekat karena kita tidak tahu kapan dia datang, bahkan ia bisa datang secara tiba-tiba.
Kalau kita sudah mengetahui bahwa kematian pasti datang, yang kita pikirkan untuk menghadapi kematian adalah hati yang bersih dan dosa-dosa kita telah diampuni. Beristighfar dan memohon ampun kepada Allah adalah salah satu cara yang yang paling tepat untuk membersihkan hati kita, bahkan orang-orang yang beristighfar tidak hanya diampuni dosa-dosanya saja, tetapi ia juga akan diluaskan rezeki dan diperbaiki keadaannya. Wallahu A'lam