Tips Memilih Calon Suami yang Baik Menurut Islam
Daftar Isi
Baca juga:
- Hukum Berhubungan Intim Melalui Dubur Istri
- Kupas Tuntas 9 Faktor Penyebab Perselingkuhan
- Hukum Istri Bersedekah dengan Harta Suami
Pria berhak memilih, wanita pun berhak menerima dan menolak. Jika merubah seseorang dirasa sulit bagi kita, pengambilan sikap yang terbaik adalah dengan cara mencari orang lain yang dirasa baik di mata Allah.
"Iya sih dia bukan orang baik-baik, tapi aku mencintainya?"
Hal tersebut akan terjawab bersamaan dengan orang yang bertanya tentang "memilih calon suami pakai logika atau hati?" Kami tegaskan, "itu bukan hatimu yang bicara", tetapi nafsumu. Cinta dalam konteks ini merupakan sensitivitas yang dibentuk oleh nafsu belaka, apabila kita berfikir secara "fiqih", mencintai seseorang yang belum muhrim hukumnya tidak boleh. Didalam Islam sendiri diajarkan mengenai kecondongan perasaan apabila kita sudah sampai pada tahap serius, bukan malah mencintainya.
Jadi, mempertahankan orang yang bukan muhrim atas dasar cinta belaka adalah tidak boleh. Kecuali jika anda benar-benar ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius (pernikahan). Sebagaimana dijelaskan Buya Yahya, "Cinta itu dibangun setelah menikah, bukan sebelum menikah." Jangan sebut itu sebagai cinta, tapi sebutlah hanya kecondongan perasaan terhadap seseorang. Alasannya pun juga harus masuk akal, misal karena akhlaknya baik, agamanya baik, ibadahnya baik, dan lain sebagainya.
Tetapi jika anda mencintai seseorang karena cuma ketampanan, harta, ataupun tahta? Apa anda tidak malu sama Allah?
Agar artikel ini tidak kepanjangan, berikut langsung saja kami paparkan beberapa ciri-ciri calon suami yang baik itu seperti apa. Dan ini sekaligus menjawab pertanyaan mengenai bagaimana cara kita mengetahui kualitas agama calon suami. Berikut penjelasannya.
4 Kriteria Memilih Calon Suami yang Baik Menurut Islam
1.Tidak pamer paha
Pernahkah anda melihat laki-laki memakai celana kolor? Pada saat sila ataupun duduk, celana tersebut tertarik ke atas, sehingga pahanya terlihat. Meskipun ini sepele, poin seperti inilah yang sebenarnya memudahkan anda untuk menilai agama laki-laki tersebut. Hal ini juga berlaku untuk perempuan.
Kita tahu, aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut. Dan paha merupakan salah satu anggota tubuh yang harus ditutup. Bagaimana mungkin seseorang bisa lupa menutup pahanya sendiri? Padahal ia pasti tahu bahwa anggota tersebut adalah aurat yang "wajib" ditutupi.
Meremehkan aturan syariat sama saja melanggar aturan syariat. Orang yang melanggar rambu-rambu syariat itu sama saja memiliki tingkat kesadaran agama yang rendah. Begitu juga dengan perempuan.
Intinya, tidak perlu menguji calon suami menurut islam, khususnya dengan persoalan agama, melihat perilakunya saja sebenarnya sudah cukup, dan salah satunya adalah dengan cara melihat ia berpakaian.
2. Tidak berani kontak fisik dengan non muhrim
Sebuah tragedi picik yang sudah mengakar sampai sekarang adalah bersentuhannya laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim sembari didasari logika yang keliru tetapi tidak dikelirukan oleh khalayak umum. Sekarang kami tanya, sejak kapan agama memperbolehkan hal semacam itu?
Bagaimana mungkin anda menerima logika bahwa boleh hukumnya bersalaman dengan lawan jenis dengan alasan "kan hanya teman", "yang penting tidak nafsu", "beliau sudah aku anggap sebagai orang tua", "dia sudah aku anggap saudaraku sendiri". Ajaran dari mana ini?
Bagi anda kaum wanita, carilah laki-laki yang tidak melakukan kontak fisik apapun dengan non muhrim. Jika demikian, berarti laki-laki tersebut paham betul mengenai batasan agama, batasan pergaulan dengan non muhrim. Meskipun nantinya sangat jarang kita temukan dilingkungan kita, tetapi laki-laki yang seperti inilah, yang mampu membimbing keluargamu ke jalan yang baik.
3. Lebih sering mengalihkan pandangan, dari pada memandang wajahmu
Laki-laki dengan kualitas agama yang baik adalah mampu menjaga pandangannya dari wajah-wajah non muhrim. Dia tahu bahwa memandang wajah wanita lain merupakan sebuah kenikmatan yang akan dibakar terus menerus oleh nafsu. Semakin lama kita menatapnya, maka semakin kuat pula tekanan nafsu dalam pikirannya.
Laki-laki yang baik adalah tidak berani memandang wajahmu dengan tempo waktu yang lama. Biasanya dia cuma akan melihat sekilas kemudian mengalihkan pandangan ke arah lain. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi fitnah negatif di pikirannya.
4. Masih percaya bahwa pacaran hukumnya haram
Berapa persen laki-laki yang masih percaya bahwa hukum pacaran adalah haram? Mungkin dilingkungan kita sudah jarang laki-laki semacam itu. Kebanyakan mereka adalah golongan yang terhipnotis pemahaman salah sejak dulu, yaitu tentang"hukum pacaran (di zaman sekarang) adalah boleh".
Mereka mendapatkan pemahaman seperti itu lewat media-media, termasuk televisi di Indonesia. Bayangkan, ratusan juta penonton dijajah oleh film-film romansa yang dibalut dengan hubungan haram, aurat terbuka, serta alur cerita panas.
Carilah laki-laki yang "masih" percaya bahwa pacaran itu hukumnya haram. Jika demikian, berarti laki-laki itu tidak ikut arus fasad (rusak) zaman akhir. Ia adalah laki-laki yang punya pendirian, laki-laki yang konsisten dengan prinsipnya, serta laki-laki yang dapat melindungi anak-anaknya nanti dari pergaulan bebas.
Apabila ada seorang laki-laki yang mengajak anda pacaran, berarti dia laki-laki kurang baik dalam kaca mata agama.
"Bukankah di Islam mengajarkan mencari suami yang mapan dalam nafkah, Kenapa tidak disinggung?"
Benar, persoalan semacam itu dapat anda logika dengan mudah, jadi tidak perlu kami bahas panjang lebar disini. Tetapi inti dari semua inti persoalan keluarga adalah agama itu sendiri. Sebab, agama adalah bekal yang akan kekal, sedangkan dunia adalah makhluk yang bisa kapan saja tutup usia. Jika anda kesulitan dalam melihat langsung pemahaman agama calon suami, maka cara-cara di atas mungkin dapat mempermudah anda.
Semoga tips sederhana ini dapat membantu anda dalam mencari pasangan hidup. Pernikahan merupakan keputusan yang sakral. Salah memilih suami sama saja salah memilih keputusan. Dan apa yang anda putuskan sekarang akan berdampak pada masa depan keluarga anda baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu A'lam