Doa Ketika Marah
Daftar Isi
A'UUDZU BILLAAHI MINASY SYAITHAANIRR RAJIIM, ALLAHUMMAGH FIRLII DZANBIIWA ADZHIB GHAIDZA QALBII WA AJIRNII MINASY SYAITHAANIR RAJIIM
"Aku berlindung dari godaan setan yang terkutuk. Ya Allah, ampunilah dosaku dan hilangkanlah kepanasan hatiku dan kepanasan aku dari setan yang terkutuk." (HR. Bukhari Muslim)
Menurut riwayat Ibnu Sunni, Aisyah pada suatu hai sedang marah, maka Rasulullah Saw. bersabda kepadanya, "Wahai, Aisyah. Bacalah olehmu dzikir ini supaya hilang kemarahanmu."
Menurut riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah Saw. bersabda kepada salah seorang sahabat yang kala itu sedang memuncak kemarahannya, "Saya memiliki kalimat yang kalau dibaca maka hilanglah kemarahanmu, yaitu ta'awwudz ini."
Baca juga:
Suka marah yang tidak pada tempatnya, sangat dibenci agama. Orang yang suka marah menyimpang dari keadaan normal : Ia akan berkata kasar, berbuat tercela, menginginkan kedengkian, perseteruan, dan perbuatan-perbuatan buruk lainnya. Semua itu adalah akibat dari rasa marah.
Seorang pemimpin yang suka marah, takkan disukai bawahannya. Mereka akan menjauhinya, sebab setiap kali berada di dekatnya merasa tertekan dan tidak nyaman. Oleh karena itu, perintah-perintahnya tidak dihormati dan jika dilaksanakan, itu pun dalam keadaan terpaksa. Ia tidak akan banyak dukungan dari bawahannya. Bahkan, mereka ingin agar segera diganti oleh pemimpin yang baru. Pemimpin yang pemarah, tidak akan sukses untuk mengendalikan roda kepemimpinannya.
Suami yang pemarah akan mengacaukan suasana rumah tangganya. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung dan berteduh, berubah menjadi tempat yang menyeramkan. Istri dan anak-anaknya, menjadi takut dan tertekan. Begitu juga seorang pedagang yang pemarah akan ditinggalkan pelanggannya sehingga akan mengalami kerugian, sebab transaksi jual beli diputuskan dengan kondisi marah. Pembeli akan mencari penjual yang ramah. Pembeli berfikir bahwa penjual itu tidak hanya satu, namun banyak bertebaran dimana-mana.
Seorang guru yang pemarah, tidak akan disukai oleh murid-muridnya karena belajar dengan hati yang tertekan. Mereka mengerjakan tugas dengan hati yang takut, maka hasilnya pun tidak maksimal. Yang paling parah, sikap guru itu akan membekas hingga murid-muridnya dewasa. Seorang duru yang ingin mencetak generasi yang berilmu, hendaknya ia tinggalkan marah terhadap murid-muridnya.
Orang yang pemarah juga tidak disukai tetangganya. Pendapat dan usulannya tidak didengarkan. Kehadirannya membuat resah banyak orang. Tetangga tidak merasa nyaman hidup berdampingan dengan orang yang pemarah. Sehingga, keberadaannya dianggap seperti tidak ada. Ia akan dikucilkan oleh tetangganya. Istrinya malu berkumpul dengan ibu-ibu yang lainnya, akibat ia punya suami pemarah. Orang yang ingin hidup tenang dan damai saat berdampingan dengan masyarakat banyak, maka hendaknya ia jauhi sifat suka marah. Mengendalikan marah sangat penting bagi kelangsungan kehidupan berdampingan.
Orang yang sedang marah, sesungguhnya ia bukan dirinya yang sebenarnya, tetapi menjadi sosok lain yang telah dikendalikan oleh setan. Hingga, tidak sedikit orang yang marah, melampiaskan kemarahannya dengan perbuatan negatif. Selain api amarah semakin kuat dan berkobar, maka ia akan membuat seseorang menjadi buta dan tuli untuk mendengarkan nasehat. Karena itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam hadits riwayat Umar Bin Khattab Radhiallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
"Orang yang kuat itu bukanlah karena pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang dapat menguasai dirinya saat marah." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Dari Abu Hurairah bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Saw., "Berilah wasiat kepadaku." Beliau bersabda, "Jangan marah." Orang itu mengulanginya berkali-kali tetapi beliau Nabi Saw tetap bersabda, "Jangan marah." (HR. Bukhari)
Dalam hadits lain, Rasulullah Saw memberikan tips untuk mengatasi rasa marah, "Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, hanya dengan air api itu akan padam, karena itu, jika seseorang diantara kamu itu sedang marah, maka berwudhulah." (HR. Abu Dawud)
Dengan melakukan terapi hadits riwayat Abu Dawud dan doa di atas, semoga Allah mengendalikan marah yang pengaruh negatifnya banyak sekali bagi diri sendiri dan orang lain.