Profil Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Tanggungharjo Grobogan Jawa Tengah
Daftar Isi
Sumber : majalahlangitan |
Setelah beliau tutup usia, estafet kepemimpinan diteruskan oleh putra pertama KH. Baidlowie Syamsuri yaitu KH. Muhammad Shofi Al Mubarok (Alumni Pondok Pesantren Krapyak Yogjakarta)
Profil Pengasuh Pondok Sirojuth Tholibin
Berikut profil pengasuh pondok pesantren Sirojuth Tholibin dari pertama kali berdiri sampai sekarang:
1. Kyai Syamsuri Dahlan
Ponpes yang sering disebut SIRBIN ini didirikan oleh Kyai Syamsuri Dahlan pada tahun 1941 M. Beliau lahir pada tanggal 21 April 1906, di Desa Telogogedong Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Jawa Tengah. Istri Beliau bernama Nyai Muslihah Syamsuri, Putri dari KH. Syarqowi, guru sekaligus mertua Kyai Syamsuri.
Ayah beliau bernama KH. Dahlan bin Nolo Khoiron. Beliau merupakan tokoh pemuka agama sekaligus imam di desanya. Sedangkan ayah KH. Dahlan atau kakek Kyai Syamsuri adalah seorang lurah di daerah Sambak Wonosekar Kabupaten Demak.
Awal mula pondok Sirbin (Sirojuth Tholibin) ini berasal dari permintaan dua tokoh agama Desa Brabo, beliau adalah Mbah Idris dan Mbah Hasan Hudori. Mereka berdua meminta kepada KH. Syarqowi untuk menugaskan santrinya untuk mengembangkan agama di Desa Brabo. KH. Syarqowi akhirnya meminta kepada Syamsuri muda untuk mensyiarkan agama Islam di Desa Brabo.
Syamsuri muda mulai belajar Al-Qur'an, Aqidah dan Fiqih dengan ayahnya sendiri, KH. Dahlan. Dan ia juga belajar Agama kepada KH. Abdur Rahman Tlogogedong dan Kyai Irsyad Gabong. Beliau juga belajar Shohih Bukhori dan Sohih Muslim kepada Kyai Hasan Asy'ari Poncol Bringin Salatiga.
Tidak hanya itu, beliau juga pernah nyantri di Pondok Pesantren Tegalsari, Bringin Salatiga (Asuhan Kyai Tholhah).
2. KH. Ahmad Baidlowie Syamsuri, Lc. H
KH. Baidlowie lahir di Grobogan 2 Juli 1948, Beliau merupakan putra ke 4 Dari Kyai Syamsuri Dahlan. Sebelum menggantikan kepemimpinan ayahnya, Kyai Syamsuri, KH. Baidlowie muda pernah nyantri dibeberapa pesantren, diantaranya adalah :
- Pondok Pesantren Futuhiyah Mranggen (Asuhan KH. Muslih bin Abdurrahman Mranggen)
- Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Solo (Asuhan KH. Umar bin Abdul Mannan Solo). Beliau juga sempat menjabat sebagai lurah Ponpes Al-Muayyad Solo periode 1972-1976.
Selain nyantri di pondok pesantren, beliau juga pernah menuntut ilmu di Universitas Islam Madinah Fakultas Hadist bersama adik kandungnya KH. Muhammad Anshor Syamsuri. Sepulang dari universitas, beliau sempat mengajar Tarqiyatul Lughah dan Usul Fiqh di Madrasah Aliyah Al-Muayyad.
3. KH. Muhammad Anshor Syamsuri
Beliau merupakan putra ke 5 dari Kyai Syamsuri Dahlan, selain menjadi pengasuh pondok pesantren Sirojuth Tholibin, beliau juga merupakan tokoh penting dari sejarah berdirinya Yayasan Tajul Ulum. Yayasan Tajul Ulum didirikan karena adanya santri-santri baru yang semakin lama semakin banyak. Maka dari itu, berdirilah sebuah lembaga yang diberi nama Yayasan Tajul Ulum.
Yayasan ini dibagi menjadi beberapa cabang, yaitu :
- Madrasah Tsanawiyyah (Berdiri pada Tahun 1970)
- Madrasah Aliyah (Berdiri pada Tahun 1985)
- Madrasah Diniyyah Awaliyyah (Berdiri pada Tahun 1953)
- Madrasah Diniyyah Wustho (Berdiri pada Tahun 1969).
Kyai Anshor Syamsuri muda juga pernah nyantri di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen (Asuhan KH. Muslih bin Absurrahman dan Pondok Pesantren Al-Muayyad Asuhan KH. Umar bin Abdul Mannan Mangkuyudan Solo.
4. Ibu Nyai Hj. Maimunah Shofawie
Beliau Merupakan Istri dari KH. Baidlowie Syamsuri. Setelah KH. Baidlowie tutup usia, beliau meneruskan estafet kepemimpinan dengan dibantu oleh putranya, KH. M. Shofi Al Mubarok.
Beliau juga pernah menuntut ilmu di pesantren asuhan KH. Arwani Amin Kudus, KH. Mufid Mas'ud, AH Jogja dan KH. Bisri Syansuri Jombang.
5. KH. Muhammad Shofi Al Mubarok
Beliau adalah anak pertama dari pasangan KH. Baidlowie Syamsuri dan Nyai Hj. Maimunah Shofawie. Setelah KH. Baidlowie tutup usia, beliau meneruskan estafet kepemimpinannya bersama Hj. Maimunah Shofawie sampai sekarang.
KH. Shofi atau yang akrab di panggil Gus Shofi ini merupakan alumnus Pondok Pesantren Krapyak Jogjakarta, beliau juga pernah nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin
Pondok sirbin memiliki banyak sekali sistem kegiatan. Mulai dari bidang pendidikan hingga bidang ekstrakurikuler.
1. Bidang pendidikan
Dibidang pendidikan, ada dua sistem yang digunakan, yaitu formal dan non formal (Salaf)
Pendidikan Formal
Pada pendidikan formal diterapkan sistem belajar yang setara dengan SMP, SMA dan S1.
- Madrasah Tsanawiyyah Tajul Ulum Banin
- Madrasah Aliyah Tajul Ulum Banin
- Madrasah Tsanawiyyah Tajul Ulum Banat
- Madrasah Aliyah Tajul Ulum Banat
- Sekolah Tinggi Agama Islam Wali Sembilan (SETIAWS) Cabang Brabo.
Pendidikan Non formal
- Madrasah Diniyyah Awaliyyah Tajul Ulum Banin
- Madrasah Diniyyah Wustho Tajul Ulum Banin
- Madrasah Diniyyah Awaliyyah Tajul Ulum Banat
- Madrasah Diniyyah Wustho Tajul Ulum Banat
- Madrasah Takhassus
- Madrasah Diniyyah Muhadloroh
2. Bidang Tahfidz Qur'an
- Hafalan Juz Amma : Semua Santri diwajibkan menghafal juz amma (juz 30), Bacaan Shalat dan Surat-Surat pilihan sebelum ke tahap Binadzor.
- Binadzor : Apabila Santri sudah lulus tes hafalan juz amma, ia akan meneruskan ke tahap binadzor, yaitu membaca Al-Qur'an 30 Juz.
- Bilghoib : Apabila Santri sudah khatam membaca 30 juz, maka ia berhak melanjutkan ke tingkat menghafal Al-Qur'an 30 Juz (Sifatnya tidak wajib).
3. Sorogan atau Ngaji Kitab
Semua santri diwajibkan sorogan atau ngaji kitab sesuai golongannya masing-masing. Adapun kitab-kitabnya diantara lain:
- Matan Jurumiyyah
- Matan Taqrib
- Fathul Qarib
- Fathul Mu'in
4. Ekstrakurikuler
- Rebana Banjari
- Rebana Habsyi
- Tilawatil Qur'an
- Ngaji Bandongan (Bulan Ramadhan)
- Pengajian Kamis Keliwon
- Khitabah
- Bahtsu Masail
- Wirausaha (Kantin dan Koperasi)
- Dan masih banyak lagi